Rabu, 31 Juli 2013

Pertahankan Amalanmu !!!

Bulan penuh berkah akan segera meninggalkan kita. Bulan yang sebelumnya kita nantikan, seolah begitu cepat berlalu. Apa yang telah kita kerjakan?! Sudahkah kita menggapai keutamaan-keutamaan dalam bulan ini?! Sungguh merugi seandainya kita tidak mendapatkan berbagai pahala yang dijanjikan. Hanya orang-orang yang benar-benar terhalangi yang tidak bisa meraihnya.



Suatu saat, Rasulullah sholallohu 'alaihi wasallam tiba-tiba mengucapkan 'aamiin' sebanyak 3 kali ketika naik mimbar. Para shahabat pun mempertanyakan hal tersebut. Beliau menjawab,
"Jibril berkata kepadaku, 'Hinalah seorang hamba yang mendapati kedua orangtua atau salah satunya, tetapi orangtua tersebut tidak bisa memasukkannya kedalam surga'. Aku menjawab, 'aamiin'. Jibril berkata, 'Hinalah seorang hamba yang memasuki Ramadhan, tetapi dosa-dosanya tidak diampuni'. Aku menjawab, 'aamiin'. Jibril berkata, 'Hinalah seseorang yang engkau disebutkan di sisinya tetapi tidak membacakan shalawat atasmu'. Aku menjawab, 'aamiin'." [HR. Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad, dishahihkan Syaikh Al-Albani dalam Shaih Adabul Mufrad]
Bulan penuh berkah akan segera meninggalkan kita. Semoga kita mampu mengoptimalkan yang sisa dari bulan mulia ini dalam penghambaan diri kita kepada Alloh. Menghinakan diri di hadapan-Nya, bersujud dalam kerendahan, menangis, dan merengek, mengemis, memohon ampunan-Nya. Hari-hari kita telah berlalu dengan dosa. Kita sering bermaksiat kepada Dzat yang senantiasa melimpahkan karunia-Nya kepada kita. Ya Alloh...., Ya Rabbi..., ampuni hamba-Mu ini. 
Pada bulan penuh maghfirah (ampunan) ini, kita harapkan keutamaan yang Alloh sediakan dengan meminta kepada-Nya, dibarengi dengan usaha yang sesungguhnya, yaitu beribadah dengan segala daya. Jangan sampai saat-saat Ramadhan lewat tanpa nilai ibadah, berlalu sia-sia. Rasulullah sholallohu 'alaihi wasallam selalu beribadah dengan sungguh-sungguh pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan dengan kesungguhan yang tidak beliau lakukan pada selainnya [HR. Muslim dari Ummul Mukminin 'Aisyah radhiyallohu 'anha]. Padahal sepanjang hidup beliau penuh dengan kesungguhan dalam beribadah.

Bulan penuh berkah akan segera meninggalkan kita. Ataukah kita yang justru meninggalkannya?! Tidak ada jaminan bagi kita apakah masih berpuasa esok hari. Perjalanan ini semakin dekat, sedangkan bekal begitu sedikit. Padahal medan tempuh sangatlah berat, hanya kepada-Nya kita harapkan rahmat. Di saat-saat seperti ini, bulatkanlah tekad untuk bermunajat seolah-olah kita akan segera berangkat menuju akhirat untuk menghadapi hisab. Alloh berfirman,
"Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Alloh dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat) dan bertaqwalah kepada Alloh. Sesungguhnya Alloh Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan." [QS. Al-Hasyr ; 18]
Hendaknya setiap jiwa bermuhasabah atau menghitung-hitung amalan shalihnya sebelum ia dihisab oleh Alloh. Ia melihat-lihat amal shalih yang telah ia persiapkan untuk menyambut akhirat dan hari hisab.

Bulan penuh berkah akan segera meninggalkan kita. Ibadah yang telah kita lakukan -alhamdulillah- adalah pertolongan Alloh semata. Bukan karena kita orang yang cerdas, hingga mengerti benar apa yang seharusnya dikerjakan. Bukan karena kita orang yang kuat, hingga syahwat mampu kita tundukkan. Bukan pula karena kita adalah orang-orang yang terbaik, hingga menjadi paling berhak untuk Alloh muliakan dengan taufik-Nya. Jangan berikan kesempatan pada 'bangga diri' itu untuk hadir. Apa yang pantas dibanggakan?! Apalagi ibadah kita belum tentu diterima. Sudah bersihkah niat kita?! Tidak ada riya' (keinginan untuk dilihat), tidak ada segala yang mengotorinya?! 
Namun, kita ini terus belajar, belajar meluruskan niat, belajar beribadah dengan giat, tanpa malas, tanpa perasaan berat.
Rasulullah sholallohu 'alaihi wasallam telah mewanti-wanti dalam sabdanya,
"Tiga yang membinasakan dan tiga yang menyelamatkan. Adapun yang membinasakan adalah: bakhil yang diikuti, nafsu yang dituruti, dan kagumnya seseorang terhadap dirinya (bangga diri). Dan tiga yang menyelamatkan adalah: bertaqwa kepada Alloh pada keadaan sendiri maupun bersama yang lain, perkataan yang benar ketika ridha maupun marah, dan hidup hemat ketika kaya maupun miskin." [HR. Baihaqi dalam Syu'abul Iman dari shahabat Anas bin Malik radhiyallohu 'anhu, dishahihkan Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahihain]
Sekali lagi, waspadai sikap semacam ini agar kita senantiasa bersemangat dalam belajar dan beramal. Mempertahankan ketaatan yang ada, bahkan terus meningkatkannya.

Bulan penuh berkah akan segera meninggalkan kita. Ibadah bukan hanya di bulan ini saja. Ibadah adalah kewajiban selama nyawa dikandung badan. Selama kita nikmati limpahan karunia-Nya, selama kita dalam kucuran anugerah-Nya, selama kita dalam lingkupan rahmat-Nya. Selesai dari satu ibadah, kepada ibadah yang lain, inilah tugas seorang hamba.
Alloh berfirman,
"Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Rabbmu lah hendaknya kamu berharap." [QS. Al-Insyirah ; 7-8]

Syaikh As Sa'di rahimahullah menyebutkan sebagian tafsir ayat di atas, bahwa maksudnya apabila engkau telah selesai dari sholat, maka bersungguh-sungguhlah dalam berdoa [Taisir Karimir Rahman].
Imam Ibnu Katsir rahimahullah menyebutkan dalam tafsir beliau, bahwa Abdullah bin Mas'ud radhiyallohu 'anhu mengatakan,
"Maksudnya adalah jika engkau telah selesai dari pelaksanaan ibadah-ibadah yang wajib, maka bersungguh-sungguhlah dalam mengerjakan sholat malam." [Tafsir Ibnu Katsir]
Perintah dalam ayat ini ditujukan kepada Rasulullah sholallohu 'alaihi wasallam, namun hukumnya berlaku menyeluruh kepada seluruh manusia. Yaitu, agar senantiasa semangat dalam ketaatan. Sampai maut menjemput.
Alloh berfirman,
"Dan beribadahlah semata kepada Rabbmu sampai datang ajal menjemputmu." [QS. Al-Hijr ; 99]
Allahu a'lam.


sumber : majalah Tashfiyah ed.07/1432/2011