Tampilkan postingan dengan label Pendidikan Anak. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pendidikan Anak. Tampilkan semua postingan

Minggu, 30 November 2014

Untukmu Wahai Ayah dan Ibu...

UNTUKMU WAHAI AYAH...
Janganlah anda melarang istri di depan anak-anak. Bila anda hendak menasehati istri, sebaiknya anda lakukan empat mata agar kehormatan dan kewibawaannya tidak jatuh didepan anak-anak. Karena bisa jadi, anak-anak akan mendurhakai ibunya sewaktu anda tidak di rumah. Nasehat dan hukuman yang diberikan kepada istri tanpa sepengetahuan anak, berarti menutup aib istri.

Nabi shalallahu 'alaihi wasallam telah bersabda, "Barangsiapa menutupi aib seorang muslim maka Alloh akan menutupi aibnya didunia dan akhirat." [HR. Muslim dari Abu Hurairah]

Bila anda memukul istri dan menghardiknya di depan anak-anak maka akan memperburuk keadaan rumah dan penghuninya. Karena di antara anak-anak ada yang sedih melihat ibunya dipukul. Akibatnya dia akan sangat membenci ayahnya. Sebaliknya ada juga anak yang menjadikan perbuatan ayahnya sebagai senjata untuk menakut-nakuti  ibunya. Dan ini akan mengacaukan kehidupan rumah tangga.

Rabu, 17 September 2014

Bahaya Ponsel di Tangan Anak

Dulu, benda satu ini dianggap sebuah barang mewah dan bergengsi. Namun siapa sangka belakangan ini berubah menjadi bak kacang goreng, dijual murah dan laris manis di berbagai kalangan. Siapapun bisa menikmatinya.

Sekarang handphone (HP) atau telepon genggam atau telepon seluler (ponsel), benar-benar berada dalam genggaman siapa saja. Tak hanya kalangan pebisnis kelas tinggi, pedagang kakilima pun berponsel. Tak cuma yang berpenampilan necis dan parlente, yang berkoteka di pedalaman pun kini bisa akrab dengan handphone. Yang lebih parah lagi, anak-anak pun sekarang diasuh oleh ponsel. Padahal nyata-nyata banyak akibat negatif yang ditimbulkannya.

Selasa, 12 Agustus 2014

Bunda..., Kemana Kami kan Engkau Bawa ?!

Anak adalah amanah. Membesarkan anak bukan semata dengan memenuhi berbagai keinginannya. Lebih dari itu, yang paling penting adalah bagaimana menanamkan pemahaman agama sejak dini, sehingga anak bisa mengenal Tuhannya, Nabinya, dan memiliki akhlak mulia.




Anak adalah karunia dan nikmat dari Allah. Terasa bahagia hati tatkala melihat mereka, terasa sejuk mata saat memandang mereka.  Begitu pun jiwa terasa bahagia dengan keceriaan mereka. Bahkan nikmat Alloh yang satu ini termasuk dalam doa Nabi Zakaria 'alaihis salam. Beliau mengatakan :
"Rabbku, janganlah Kau membiarkanku seorang diri, sesungguhnya Engkau sebaik-baik yang mewarisi." [QS. Al Anbiya ; 89]

Selasa, 04 Maret 2014

Kiat Memperlakukan Buah Hati


1. Pahami anak sebagai individu yang berbeda. Seorang anak dengan anak yang lainnya memiliki karakter yang berbeda. Memiliki bakat dan minat yang berbeda pula. Karenanya, dalam menyerap ilmu dan mengamalkannya, berbeda satu dengan yang lainnya.
Sering terjadi kasus, terutama pada pasangan muda, orangtua mengalami 'sindroma' anak pertama. Karena didorong idealisme yang tinggi, mereka memperlakukan anak tanpa memperhatikan aspek-aspek perkembangan dan pertumbuhan anak. Misal, anak dipompa untuk bisa menulis dan membaca pada usia 2 tahun, tanpa memperhatikan tingkat kemampuan dan motorik halus (kemampuan mengoordinasikan gerakan tangan) anak.
"Maka bertaqwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu." [QS. At-Taghabun; 16]

"Apabila aku melarangmu dari sesuatu, maka jauhi dia. Bila aku perintahkan kamu suatu perkara, maka tunaikanlah semampumu." [HR. Bukhari  no. 7288 dari Abu Hurairah radhiyallohu 'anhu]

Kata "semampumu" menunjukkan kemampuan dan kesanggupan seseorang berbeda-beda, bertingkat-tingkat, satu dengan yang lainnya tidak bisa disamakan. Ini semua karena pengaruh berbagai macam latar belakang.

Kamis, 05 Desember 2013

Ucapan Selamat Ulang Tahun

tanya :
Bagaimana hukumnya mengucapkan selamat ulang tahun, adakah penggantinya yang lebih baik dari ucapan itu?
Rasyid Ariefiandy [salafy.....@myquran.com]


jawab :
oleh Al-Ustadz Abu Abdillah Muhammad Al-Makassari

Berkaitan dengan masalah ini, ada dua pembahasan:
Pertama, hukum perayaan ulang tahun itu sendiri.
Kedua, hukum mengucapkan selamat ulang tahun.

Selasa, 23 Juli 2013

Kapankah Anak Diajari Agama ?

tanya :
Pada usia berapa anak sudah harus saya ajarkan tentang perkara agama?



jawab :
Fadhilatusy Syaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan hafizhahullah menjawab,
"Pengajaran terhadap anak sudah harus dimulai ketika mereka telah mencapai usia tamyiz (belum baligh, namun sudah bisa menalar dan memahami ucapan serta dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk). Tentunya dimulai dengan tarbiyah diniyah (pendidikan agama), berdasarkan sabda Nabi sholallohu 'alaihi wasallam,
"Perintahkanlah anak-anak kalian untuk mengerjakan sholat ketika mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka bila pada usia sepuluh tahun tidak mengerjakan sholat, serta pisahkanlah mereka di tempat tidurnya." [HR. Ahmad dan Abu Dawud, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Irwa'ul Ghalil no.247]

Senin, 08 Juli 2013

Penjagaan Terhadap si Kecil di Awal Malam

Datangnya malam usai matahari tenggelam hingga datangnya waktu 'Isya adalah saat bertebarnya para syaithan. Tak heran jika rutinitas masyarakat semisal aktifitas jual beli justru mengalami puncak keramaian (baca : godaan) nya di waktu ini. Sesungguhnya agama mulia yang sempurna ini telah mensyariatkan kepada kita utamanya anak-anak kita untuk tidak keluar rumah di waktu-waktu ini.



Matahari senja baru saja tenggelam di ufuk barat. Malam pun merambat datang sementara kegelapan perlahan mulai menyelimuti bumi. Tampak beberapa anak kecil sedang bermain, berkejaran di pekarangan sebuah rumah. Sesekali, mereka berlari ke jalanan kampung.
Di teras sebuah rumah, seorang ibu terlihat tengah meninabobokan bayinya, beralasan 'mencari angin' karena si bayi kepanasan didalam rumah.

Senin, 24 Juni 2013

Pengaruh 'AIN Bagi Anak

Si kecil tumbuh, semakin hari semakin menggemaskan. Baik penampilan maupun perilakunya, semakin membuat mata tergoda untuk memandang. Tak hanya orangtua atau kerabat, hampir setiap orang yang melihat tertarik untuk memujinya. Nampaknya hal itu sangatlah wajar terjadi.

Di sisi lain, terkadang terjadi sesuatu pada anak kecil. Entah tiba-tiba jatuh sakit, diobati dengan berbagai macam cara belum juga sembuh.
Atau mendadak anak menjadi sering rewel, sedikit-sedikit menangis, tak jelas apa sebabnya.
Diberi mainan atau dihibur dengan sesuatu yang menarik pun tangisannya tak kunjung reda.

Jumat, 10 Mei 2013

Menyikapi Kesalahan Anak

Mungkin pernah kita mendengar tentang seorang ayah yang tega menyakiti anaknya disebabkan karena si anak merusak salah satu barang dirumah. Atau seorang ibu yang membentak anaknya hanya karena dia menumpahkan minuman. Di waktu yang lain, kita dengar tentang orangtua yang cuek saja ketika tahu anaknya memukul anak tetangga. Dua gambaran yang berbeda tentang sikap orangtua terhadap kesalahan anak.


Manusia tempat salah dan lupa. Terlebih anak-anak, akal dan kemampuan fisik mereka belum sempurna sehingga lebih sering berbuat salah dibanding orang dewasa.
Bagaimana kita menyikapinya?
Apakah semenjak kecil dibiasakan dengan hukuman supaya mereka jera, atau memberikan toleransi penuh atas kesalahan mereka dengan berdalih kasih sayang?
Tentunya sikap pertengahan adalah yang terbaik, memberikan hukuman atau toleransi sesuai dengan kondisi.
Nah, berikut ini beberapa langkah yang membantu kita bersikap tepat saat anak terjatuh dalam kesalahan.




Melihat Kesalahan
Ketika anak berbuat salah, kita lihat apakah kesalahan itu berhubungan dengan syariat atau hanya menyangkut hal keduniaan semata. Tentunya bila menyangkut perbuatan dosa, kita mesti memberikan peringatan lebih 'keras' dibanding bila kesalahan itu hanya menyangkut keduniaan.

Misalnya, anak yang ketahuan berbohong berbeda dengan yang sekedar mengotori rumah dengan mainannya. Namun nampaknya perbedaan ini kurang diperhatikan oleh para orangtua. Kita sering melihat orangtua yang marah habis-habisan ketika anaknya mendapat nilai kurang dalam ulangan harian. Namun mereka membiarkan begitu saja anaknya yang kelas 5 SD meninggalkan sholat.
Padahal Rosulullah  sholallohu 'alaihi wasallam memerintahkan kita untuk memukul mereka bila meninggalkan sholat ketika usia mereka 10 tahun.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari jalur Amr bin Syuaib dari bapaknya dari kakeknya mengatakan bahwa Rosulullah sholallohu 'alaihi wasallam bersabda yang artinya,
"Perintahlah anak-anak kalian untuk sholat ketika berumur 7 tahun, dan pukullah apabila ia tetap tidak mau melaksanakannya pada usia 10 tahun, serta pisahkanlah ranjang-ranjang mereka." [HR. Abu Dawud dalam sunan beliau dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud]

Dan masih banyak lagi contoh yang semisal. Ini peringatan bagi kita, para orangtua, agar lebih mengutamakan akhirat mereka daripada dunia mereka.

Cari Tahu Sebabnya
Kalau kita mau melihat, kebanyakan kesalahan anak muncul karena keterbatasan akal maupun fisik mereka. Misal, mereka ingin mengambil benda yang tingginya melebihi tinggi badan mereka sehingga jatuh.
Atau mereka berniat baik ingin berbagi makanan dengan adik bayinya, tapi berakibat fatal karena sang adik belum bisa menerima makanan.
Oleh karenanya, kita perlu melihat latar belakang kesalahan mereka sebelum buru-buru menghukum mereka. Berbaik sangkalah terhadap anak-anak. Apabila butuh arahan, maka berikan penjelasan kepada mereka dengan cara yang mereka pahami. Jangan mempersulit, namun beri mereka kemudahan, sehingga mereka tidak lari dari kita.

Lembut Dalam Menghukum
Kalau ternyata memang dibutuhkan hukuman, maka hukumlah dengan kelembutan. Bukan berarti tidak tegas. Namun dalam menghukum kita niatkan karena kita menyayangi mereka, tidak ingin mereka terjatuh dalam kesalahan untuk yang kedua kalinya. Bukan semata ingin membalas kesalahan mereka.
Dengan cara seperti ini, kita akan memilih hukuman yang bisa mereka terima dan memberi mereka pelajaran.
Sebagaimana kisah seorang Arab Badui yang kencing di masjid, jelas ini merupakan kesalahan. Namun dengan kelembutan, Rosulullah sholallohu 'alaihi wasallam tidak marah, bahkan beliau memberi peringatan yang bisa diterima oleh Arab Badui tersebut.
Sebagaimana kisah indah ini termaktub dalam Shahih al-Bukhari, dari shahabat Abu Hurairah radhiyallohu 'anhu, mengisahkan bahwa pada suatu saat datanglah seorang Arab gunung ke masjid. Ia kemudian kencing di masjid. Kontan para shahabat langsung mengingkarinya.
Rosulullah sholallohu 'alaihi wasallam bersabda, "Biarkan ia dulu." Kemudian setelah selesai kencing, Rosulullah sholallohu 'alaihi wasallam bersabda, "Siramlah kencing itu dengan seember air. Sesungguhnya kalian diutus hanyalah untuk mempermudah, bukan mempersulit."

Nah, diantara hukuman yang bisa mendidik adalah memberikan nasehat dan pengarahan sesuai pemahaman mereka ; bermuka masam ; membentak ; mendiamkan ; dan memukul dengan pukulan yang tidak keras.

Tentunya macam hukuman bisa disesuaikan dengan tingkatan kesalahan. Orangtua juga boleh menakut-nakuti mereka sebelum terlanjur terjadi kesalahan.
Ibnu Abbas radhiyallohu 'anhu pernah mengatakan bahwa Rosulullah sholallohu 'alaihi wasallam memerintahkan agar menggantung cambuk dirumah. Hal ini bukan untuk mencambuk anggota keluarga, namun sebagai peringatan terhadap mereka.


Demikian wahai para orangtua, kita mesti berusaha bersikap tepat terhadap kesalahan anak. Ini kita lakukan dalam rangkaian pendidikan yang baik kepada mereka.
Wallahu a'lam [Ummu Umar].


sumber : majalah Tashfiyah edisi 05/1432H/2011

Jumat, 19 April 2013

Bolehnya Memberi Nama KUNIYAH Bagi Anak Kecil

Kuniyah adalah nama yang diawali dengan kata “abu” jika yang diberi kuniyah adalah seorang laki-laki, atau dengan kata “ummu” jika yang diberi kuniyah adalah seorang perempuan.

Dan boleh juga hal ini (memberi kuniyah) untuk anak kecil, berdasarkan hadits Anas bin Malik :

“Adalah Nabi sholallohu ‘alaihi wasallam seorang yang paling baik akhlaqnya. Aku memiliki seorang saudara yang biasa dipanggil dengan Abu ‘Umair, aku mengira ia sudah disapih. Jika Nabi datang, maka beliau menyapa” ‘Ya Abu ‘Umair! Apa yang dilakukan oleh Mughair (burung kecilmu)’?” [Hadits Shohih, riwayat Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad]


Kamis, 06 September 2012

Mulai Kapan Anak Perempuan Diperintahkan Berhijab ?

Kaidah-kaidah syariat menetapkan bahwa perintah hijab bagi anak perempuan mulai berlaku bila mereka telah mengalami masa haidh. Demikian pula dengan perintah-perintah dan larangan-larangan lainnya.