Tampilkan postingan dengan label Untaian Nasehat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Untaian Nasehat. Tampilkan semua postingan

Kamis, 09 Juli 2015

Kehidupan Dunia Menurut Generasi Salaf

Al-Hasan al-Bashri rahimahullah mengatakan,

"Semoga Allah merahmati seseorang yang mencari harta dengan cara yang baik, membelanjakannya dengan sederhana, dan memberikan sisanya.
Arahkanlah sisa harta ini sesuai dengan yang diarahkan oleh Allah. Letakkanlah di tempat yang diperintahkan oleh Allah. Sungguh, generasi sebelum kalian mengambil dunia sebatas yang mereka perlukan. Adapun yang lebih dari itu, mereka mendahulukan orang lain.




Rabu, 01 Juli 2015

Dalam Naungan Al-Qur'an

Pemuda yang masih bermalas diri, hidup bebas, arahnya tak jelas, pasti akan ketinggalan. Apalagi yang labil dan mudah terbawa arus. Ia akan sibuk dengan dunianya, agama pun hampir dipastikan akan dikorbankan.

Lihatlah sekitar kita !!! Pemuda tak ubahnya buih banjir, terombang-ambing kesana kemari. Sibuk mengikuti trend terkini, tidak peduli dengan norma dan agama.
Sobat, pemuda harus punya prinsip. Punya pendirian, melangkah dengan pasti. Ia harus melihat jauh ke depan, tidak asal senang, tidak asal menang. Jadikan prinsip kita itu adalah Al-Qur'an.

Sabtu, 27 Juni 2015

14 Abad yang Lalu Dia Pernah Merindukanmu

Dialah Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam...

Tepat sembilan hari menjelang wafatnya, turunlah firman Allah subhanahu wa ta'ala yang berbunyi :
"Dan peliharalah diri kalian dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kalian semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian masing-masing diri diberi balasan yang sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya, sedang mereka sedikitpun tidak didzalimi." [QS. Al-Baqarah; 281]


Semenjak itu raut kesedihan mulai tampak di wajah beliau yang suci.

Kamis, 25 Juni 2015

Menjadi Hamba Sebenarnya

Hamba adalah seorang yang wajib berkhidmat kepada majikan. Layaknya budak yang menurut dan patuh kepada sang tuan.
Ya, manusia tanpa kecuali adalah hamba Allah yang harus tunduk dan taat kepada-Nya. Apalagi, kemurahan-Nya selalu tercurah dan terlimpah atas hamba. 
Tidakkah hamba menyadari? Seorang ayah atau ibu saja akan marah dan kecewa terhadap anaknya yang membantah. Padahal, jasa orangtua tentu tidak ada apa-apanya bila dibandingkan Sang Pencipta. Bukankah segala perhatian dan kebaikan orangtua kembali kepada Allah juga? Artinya, Allah-lah yang menggerakkan  qalbu ayah ibu untuk mencintai kita dengan tulus. Sekali lagi, akankah manusia menyadari?

"Nabi shalallahu 'alaihi wasallam shalat malam sampai dua kaki beliau (yang mulia) pecah-pecah." [HR. Bukhari dari Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu 'anha]

Kamis, 07 Mei 2015

Perjalanan Ruh

Pernahkah anda hadir di sisi seseorang yang tengah menghadapi sakaratul maut, hingga jasadnya dingin, terbujur kaku, tak bergerak, karena ruhnya telah berpisah dengan badan? Lalu apa perasaan anda saat itu? Adakah anda mengambil pelajaran darinya? Adakah terpikir bahwa anda juga pasti akan menghadapi saat-saat seperti itu? Kemudian, pernahkah terlintas tanya di benak anda, ke mana ruh itu pergi setelah berpisah dengan jasad?



Hadits yang panjang dari Rasul yang mulia Shallallahu 'alaihi wa sallam di bawah ini memberi ilmu kepada kita tentang hal itu. Simaklah…!
Sahabat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, Al-Bara` bin ‘Azib radhiyallahu 'anhu berkisah,
“Kami keluar bersama Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam untuk mengantar jenazah seorang dari kalangan Anshar. Kami tiba di pemakaman dan ketika itu lahadnya sedang dipersiapkan. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam duduk. Kami pun ikut duduk di sekitar beliau dalam keadaan terdiam, tak bergerak. Seakan-akan di atas kepala kami ada burung yang kami khawatirkan terbang. Di tangan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam ketika itu ada sebuah ranting yang digunakannya untuk mencocok-cocok tanah. Mulailah beliau melihat ke langit dan melihat ke bumi, mengangkat pandangannya dan menundukkannya sebanyak tiga kali. Kemudian bersabda, “Hendaklah kalian meminta perlindungan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dari adzab kubur,” diucapkannya sebanyak dua atau tiga kali, lalu beliau berdoa, “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari adzab kubur,” pinta beliau sebanyak tiga kali.

Rabu, 25 Februari 2015

Hidayah itu Mahal

Pernahkah terpikirkan bahwa kita tengah berada dalam anugrah yang tiada ternilai dari Dzat yang memiliki kerajaan langit dan bumi, sementara begitu banyak orang yang dihalangi untuk memperolehnya ?




Kita bisa tahu ajaran yang benar dari agama Islam ini. Tahu ini haq, itu batil,,, ini tauhid, itu syirik,,, ini sunnah, itu bid'ah,,,

Lalu kita dimudahkan untuk mengikuti yang haq dan meninggalkan yang batil. Sementara, banyak orang yang tidak mengerti mana yang benar dan mana yang sesat, atau ada yang tahu tapi tidak dimudahkan baginya untuk mengamalkan al-haq, malah ia gampang berbuat kebatilan.

Selasa, 20 Januari 2015

Tegakkan Sunnah Walaupun Seluruh Manusia Meninggalkannya !

Biasanya seseorang yang terpengaruh dengan lingkungannya, cenderung untuk menyamakan dirinya dengan masyarakat disekitarnya. Ketika ada suatu sunnah yang tidak dikerjakan  oleh masyarakat sekitarnya, maka ia tidak berani melakukannya. Hal ini dikarenakan rasa malu, minder atau khawatir dianggap tidak bermasyarakat. 


Padahal justru pada masa-masa seperti itu seseorang yang menerapkan Sunnah akan mendapatkan pahala besar, lima puluh kali lipat pahala para shahabat Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam. Ini sesuai dengan sabda beliau :
"Sesungguhnya dibelakang kalian nanti ada hari-hari sabar bagi orang-orang yang pada waktu itu berpegang dengan apa yang kalian ada di atasnya. Mereka akan mendapatkan pahala lima puluh kali dari kalian. Para shahabat bertanya : 'Wahai nabi Alloh, apakah lima puluh kali pahalanya dari mereka ?' Beliau menjawab : 'Bahkan dari kalian'." [HR. Marwazi dalam As-Sunnah]

Senin, 24 November 2014

Tidak ada yang Sia-sia

Tidak ada yang disia-siakan oleh seorang muslim. Dalam menghadapi hari-hari yang telah, sedang, dan akan mereka lalui, pasti, mereka selalu memanfaatkannya dan tidak menyia-nyiakan berlalu begitu saja.




Waktu yang dimiliki oleh manusia ada tiga macam. Waktu yang telah berlalu, waktu yang sekarang, dan waktu yang akan datang. Termasuk sifat orang mukmin, ia selalu gunakan 3 waktu ini dengan sebaik-baiknya.

Waktu yang pertama, waktu yang telah lalu. Waktu yang telah berlalu dan telah ia gunakan. Waktu tersebut bukan serta merta ia lupakan dan ia tinggalkan. Seorang mukmin selalu menjadikan waktu yang telah berlalu itu untuk bahan tafakur, merenung, mengintrospeksi dan mengevaluasi apa yang telah ia lakukan dan ia amalkan pada waktu tersebut. Jika ia mendapati adanya kekurangan atau ketidaksempurnaan dalam apa yang telah ia lakukan, maka ia pun bertekad untuk bisa memperbaikinya di waktu yang akan datang.

Kamis, 20 November 2014

"Asyiknya" ONLINE

Internet merupakan teknologi yang kini sangat digandrungi kaum muda. Berbeda dengan menonton televisi yang bersifat pasif, melalui media internet kita bisa aktif berinteraksi, menyampaikan aspirasi melalui website atau blog, menjalin relasi melalui jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter, saling berbagi informasi di forum seperti Kaskus, atau bahkan mengeruk keuntungan dengan menjalankan bisnis secara online. 




Namun, seperti pisau dapur yang bisa digunakan untuk menyakiti orang lain, internet juga memiliki sisi negatif. Ia bisa digunakan untuk hal-hal buruk seperti pornografi, judi ataupun penipuan.

Berbeda dengan dunia nyata yang menghadapi orang lain secara langsung, dalam dunia maya internet, manusia tidak lagi merasa canggung ketika berinteraksi. Hal ini sering berdampak negatif, karena pengguna internet tidak lagi memikirkan bagaimana kondisi orang yang dihadapinya di luar sana. Ia bisa dengan santai mengeluarkan kata-kata kasar kepada orang lain di internet.

Fenomena jejaring sosial seperti Facebook telah menunjukkannya. Hal ini malahan bertolak belakang dengan tujuan dibuatnya situs tersebut, yaitu agar kita bisa berinteraksi kembali, menyambung silaturahmi dengan teman dan saudara secara baik.

Selasa, 12 Agustus 2014

Bunda..., Kemana Kami kan Engkau Bawa ?!

Anak adalah amanah. Membesarkan anak bukan semata dengan memenuhi berbagai keinginannya. Lebih dari itu, yang paling penting adalah bagaimana menanamkan pemahaman agama sejak dini, sehingga anak bisa mengenal Tuhannya, Nabinya, dan memiliki akhlak mulia.




Anak adalah karunia dan nikmat dari Allah. Terasa bahagia hati tatkala melihat mereka, terasa sejuk mata saat memandang mereka.  Begitu pun jiwa terasa bahagia dengan keceriaan mereka. Bahkan nikmat Alloh yang satu ini termasuk dalam doa Nabi Zakaria 'alaihis salam. Beliau mengatakan :
"Rabbku, janganlah Kau membiarkanku seorang diri, sesungguhnya Engkau sebaik-baik yang mewarisi." [QS. Al Anbiya ; 89]

Rabu, 23 Juli 2014

Hidup adalah Pilihan

Suatu hari nanti...,
Aku ingin berhenti dari begadang nonton TV dan main game sampai larut malam. Agar aku tidak terlambat bangun untuk sholat shubuh seperti yang biasa aku lakukan.
Ah... tapi nantilah kapan-kapan saja aku memulainya...

Suatu hari nanti...,
Aku ingin berhenti dari mengawali hariku dengan mendengarkan lagu-lagu sampah yang haram. Berhenti dari mendengarkannya dengan earphone ketika berangkat ke sekolah, bekerja, atau ketika nongkrong. Aku ingin hari-hariku diisi dengan hanya mendengarkan bacaan Al Qur'an yang bisa membuatku menangis, serta pelajaran agama dari para ustadz yang membuat imanku bertambah.
Ah... tapi nanti kapan-kapan saja aku memulainya...



Senin, 26 Mei 2014

Rahasia DOA

"Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu hidayah, ketaqwaan, penjagaan kehormatan diri, dan kekayaan jiwa."

Manusia dengan segala yang ada padanya, pada hakikatnya adalah makhluk yang zalim, bodoh, dan lemah. Tidaklah manusia hidup kecuali dengan rahmat-Nya. Tak terhitung nikmat yang Allah limpahkan kepada manusia. Tetapi ironis, justru banyak manusia yang mengkufuri-Nya, tidak mau tunduk mmenghambakan diri kepada-Nya.


Demikianlah, manusia adalah makhluk yang sangat zalim. Manusia pun bodoh dalam segala hal. Faktanya, untuk maslahat diri sendiri pun banyak yang tidak mengerti sehingga harus dibimbing dan diarahkan. Manusia juga lemah fisik, tekad, semangat, kemauan, amalan, ketaatan, keimanan, dan kesabaran, sehingga selalu sangat butuh terhadap dukungan dan bantuan dari yang lain untuk mencukupi kebutuhan dunia dan akhiratnya.

Minggu, 04 Mei 2014

8 Kunci untuk Hidup Tenang

Syaqiq Al Balkhi (murid senior Ibrahim bin Adham rahimahullah) pernah bertanya kepada Al-Hatim Al Asham,
"Engkau telah hidup bersamaku selama beberapa lama. Apa saja yang telah engkau pelajari?"


Al Hatim menjawab, "Ada delapan pelajaran :
1. Aku memperhatikan kehidupan orang. Ternyata, setiap orang memiliki kekasih. Namun, sesampainya di kubur, sang kekasih meninggalkan dirinya. Maka, aku ingin menjadikan amal kebaikan sebagai kekasihku, agar ia selalu menemaniku didalam kubur.


Kamis, 17 April 2014

Bangga Menjadi Muslim

Tak bisa dipungkiri, banyak dari kita sekarang yang kurang percaya diri dengan identitas keislamannya. Mulai dari tren berpakaian hingga ke pola pikir. Kita merasa lebih nyaman kemana-mana mengenakan kaos dan celana jeans. Sebaliknya, kita merasa minder, merasa salah kostum bila mengenakan baju koko atau jilbab.

Kita lebih suka mengambil inspirasi dari Chicken Soup daripada membaca kisah para shahabat. Lebih merasa 'cerdas dan intelek' dengan menonton Oprah Winfrey Show daripada datang ke pengajian. Kita merasa takjub ketika tahu Mark Zuckerbeg ternyata membuat Facebook di usia 19 tahun, tapi kita merasa biasa saja mengetahui Ali bin Abi Thalib radhiyallohu 'anhu mulai memperjuangkan Islam dengan ujung pedangnya ketika berusia 8 tahun. Kita bahkan terbiasa memulai pagi hari kita dengan membaca koran, bukan dengan membaca Al-Qur'an.

Bahkan, ada segelintir dari kita yang justru merasa lebih nyaman bergaul dengan temannya yang bukan muslim dibanding dengan saudaranya sesama muslim, dengan alasan bahwa temannya itu lebih toleran.
Hohoho....., maksud "toleran" disini, bahwa temannya yang bukan muslim tersebut akan cuek saja, apakah kita shalat atau tidak. Segelintir itu jugalah yang merasa risih dengan teman muslimnya yang "tidak toleran", karena teman muslimnya tersebut menasehatinya untuk menjauhi pacaran.

Kamis, 27 Maret 2014

Islam telah Sempurna


Tubuh seorang manusia dikatakan sempurna jika telah tepat sesuai dengan kebutuhannya. Dengan sepasang tangan, sepasang kaki, kepala beserta seluruh anggota badan yang lengkap, manusia akan merasakan kenyamanan tubuh dan nikmatnya tubuh tersebut.
Coba kita bayangkan, apabila kita terlahir dengan satu tangan, satu kaki, atau dengan mata yang buta, tentu hal tersebut akan menyedihkan dan mengganggu kehidupan kita. Kita merasakan kehidupan yang kurang normal.
Demikian pula tatkala seseorang ditakdirkan memiliki tangan tambahan, kaki tambahan, atau anggota tubuh tambahan yang lain, tentu dikatakan kepadanya bahwa ia tidak normal. Jadi, kurang dari kebutuhan dikatakan kurang sempurna, sebagaimana kelebihan sesuatu juga dikatakan tidak normal.

Sabtu, 01 Maret 2014

Janganlah Engkau Mengeluh

Mencari rezeki adalah pintu-pintu pahala bagi seorang muslim. Peluh keringat capeknya bekerja keras adalah keutamaan baginya. Betapa tidak, jangankan letih yang dirasa, gundah yang kadang datang pun merupakan penghapus dosa.



Rasulullah menyampaikan kabar gembira ini dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dari shahabat Abu Hurairah radhiyallohu 'anhu,
"Tidaklah menimpa seorang mukmin rasa capek, sakit, gundah, kesedihan, gangguan, gelisah, bahkan duri yang mengenainya kecuali Allah gugurkan dengan sebab itu kesalahan-kesalahannya."

Apalagi ketika disertai sikap sabar, pahalanya akan semakin besar dan berlipat. Ibnul Qayyim mengatakan, "Sesungguhnya balasan yang didapat karena musibah yang dialami adalah dihapuskannya dosa-dosa saja, kecuali ketika musibah tersebut sebagai sebab amal shalih seperti sabar, ridha, taubat dan istighfar, maka ia akan mendapatkan pahala dari amalan shalih yang dilakukan dalam menyikapi musibah tersebut." [dinukilkan dari Fathul Majid]

Senin, 17 Februari 2014

10 Hal yang Sia-sia

Sepuluh hal tidak bermanfaat yang harus ditinggalkan. Siapa yang menjauhinya, kemudian berhias dengan kebalikannya, predikat seorang muttaqi (orang yang bertaqwa) akan direngkuh. Kebahagiaan dalam kedamaian akan dinikmati. Maka hayatan thayyibah, kehidupan yang baik lagi makmur pun diraih.






"Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik. Dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." [QS. An-Nahl ; 97]

Rabu, 11 Desember 2013

Adab dalam Majelis Ilmu

Seorang muslim sejati akan senantiasa mengisi waktunya dengan belajar. Mulai dari umur kanak-kanak sampai waktu senjanya, dia akan selalu berusaha menimba ilmu agama. Hal ini sebagai wujud realisasi dari sabda Rasulullah sholallohu 'alaihi wasallam,

"Mencari ilmu itu wajib atas setiap muslim." [HR. Ibnu Majah, dihahihkan Syaikh Al-Albani dalam Shahihul Jami']

Kita tentu tahu bahwa ilmu dapat kita raih dengan duduk di majelis-majelis ilmu atau dengan metode belajar lainnya. Terkhusus pada majelis ilmu, ada adab-adab yang mesti kita jaga dan amalkan. Berikut adab dalam menuntut ilmu :



Senin, 09 Desember 2013

Wasiat bagi Istri yang Mendambakan Keluarga Bahagia

Berikut ini sepuluh wasiat untuk wanita, istri dan ibu dari anak-anak, yang ingin menjadikan rumahnya sebagai pondok yang tenang dan tempat nan aman, yang dipenuhi cinta dan kasih sayang, ketenangan dan kelembutan.


Wasiat Pertama : Taqwa kepada Alloh dan menjauhi maksiat

Bila engkau ingin kesengsaraan bersarang di rumahmu dan bertunas, maka bermaksiatlah kepada Alloh !!!
Sesungguhnya kemaksiatan menghancurkan negeri dan menggoncangkan kerajaan. Maka janganlah engkau goncangkan rumahmu dengan berbuat maksiat kepada Alloh dan jangan engkau seperti Fulanah yang telah bermaksiat kepada Alloh..., maka ia berkata dengan menyesal penuh tangis setelah dicerai oleh sang suami, "Ketaatan menyatukan kami dan maksiat menceraikan kami..."

Senin, 11 November 2013

Ketika Terjadi Pertikaian

Hidup berumah tangga tak selamanya berjalan mulus tanpa masalah. Bahkan, masalah pasti muncul saat dua insan telah mengikat perjanjian suci yang dinyatakan oleh Alloh dalam Al-Qur'an sebagai mitsaqan ghalizha. Sudah menjadi kemestian bahwa menikah dan hidup bersama, seatap, bahkan satu selimut dengan anak manusia yang memiliki sifat banyak kesalahan dan khilaf, pasti suatu saat memunculkan persoalan, kecil atau besar, remeh atau berat. Hanya di surga kelak barulah didapatkan rumah tangga tanpa problem, selalu seia sekata dalam limpahan nikmat yang tiada berkesudahan dari Sang Pemberi kenikmatan, Alloh subhanahu wa ta'ala. Adapun rumah tangga di dunia sebagaimana yang kita maklumi...

Namun, sebenarnya jika pihak suami dan istri menunaikan dengan semestinya kewajiban yang dituntut darinya dan tidak berlebihan menuntut haknya, niscaya tidak ada kesempatan munculnya perselisihan yang membahayakan keutuhan rumah tangga. Yang ada hanyalah kebersamaan sepasang insan, suami istri yang bahagia dengan sedikit riak-riak kehidupan sebagai bumbu pernikahan.