Mutiara Nasehat untuk Muslimah


Bab. Berani Hidup karena Iman kepada Qadha & Qadar
Ukhti Muslimah...,
Diantara perkara terpenting yang menjadi keputusan orang Muslim yang hatinya bergantung kepada Allah, yang ketika hidupnya selalu melaksanakan perintah Allah, maka dia akan mendapatkan ketenangan hati dan ketentraman jiwa. Maka muslimah seperti itu akan selalu tersenyum walaupun dalam kondisi paling memprihatinkan. Muslimah seperti itu mengetahui dengan yakin bahwa apa saja yang Allah telah menakdirkan, maka tidak akan meleset dan apa saja yang Allah takdirkan meleset, maka tidak akan mengenai mereka. Mereka tidak merasa rugi apabila apa yang mereka cintai itu hilang. Mereka tidak cemas apabila mendapati sesuatu yang tidak disukai.

"Bisa jadi sesuatu yang kalian benci adalah lebih baik untuk kalian, dan bisa jadi sesuatu yang kalian sukai itu sesuatu yang jelek bagi kalian. Allah mengetahui, sedang kalian tidak." [QS. Al-Baqarah; 216]

Muslimah yang beriman kepada takdir ini tidak akan terpengaruh dengan gemerlapnya dunia.
"Carilah apa yang Allah berikan kepadamu untuk negeri akhirat dan jangan engkau melupakan bagianmu di dunia." [QS. Al-Qashash; 77]

Muslimah yang beriman kepada Qadha & Qadar, mengetahui bahwa dunia itu singkat usianya, penuh dengan tipuan dan sesuatu yang tidak enak sehingga tidak pantas bagi orang untuk marah karena kehilangan sesuatu di dunia.
Dunia tidaklah sama dengan akhirat dimana disana ada kenikmatan yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga, dan tidak pernah terlintas di hati manusia.
Ini semua untuk muslimah yang beriman...

Orang yang beriman kepada takdir Allah dengan benar, akan merasakan buah keimanan:
  • Akan menimbulkan keberanian untuk menempuh hidup yang penuh dengan problema, karena yakin bahwa mati sudah menjadi takdir Allah dan rezeki pun ada di tangan Allah.
  • Imannya akan semakin kuat, kokoh, tidak pernah gelisah/goncang walaupun dalam situasi yang sempit sekali.
  • Akan memiliki sifat sabar yang membaja, tidak pernah putus asa.
  • Akan diberi hidayah oleh Allah sehingga jalannya lurus dan istiqomah.
  • Akan menimbulkan sikap dermawan. Dia yakin, rezeki adalah Allah yang menentukan.
  • Menyebabkan orang menjadi tawadhu'/rendah hati.
  • Bersemangat mengerjakan segala urusan yang bermanfaat.
  • Selalu gembira, tenang hatinya, tentram jiwanya.
  • Tidak mudah putus asa dan selalu bertawakkal kepada Allah.


Bab. Dunia ini Hanya Sementara
Seseorang apabila mengingat kematian, akan merasakan dunia itu hanya sementara saja dan tidak ada harganya. Sesungguhnya dunia baru dirasakan lezat dan indah bila disertai ketaatan kepada Allah. Sehingga hamba itu tenang hidupnya, tenang pula pikirannya, biasa memaafkan orang yang mendzaliminya, senang membantu kebutuhan orang lain, tidak pernah malas melaksanakan perintah Allah, dan berusaha melakukan amalan yang bisa mendekatkan diri kepada Allah.

Bila terkena musibah, dihadapi dengan sabar dan ridha, dan bila waktunya ia mati, ia menganggap ini sebagai perpisahan bagi penderitaan dan merupakan awal perjalanan menuju akhirat yang kekal.

Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam pernah menasehati Abu Dzar radhiyallahu 'anhu,
"Sesungguhnya orang yang memperbanyak harta di dunia tanpa dimanfaatkan untuk amal shalih maka di akhirat adalah orang yang paling sedikit amalnya. Kecuali bila orang itu menggunakan harta untuk infaq, shadaqah, tapi ini pun sedikit sekali."  [HR. Bukhari dan Muslim]

Syaikh Al-Utsaimin rahimahullah menjelaskan, orang yang senang mengumpulkan harta yang sebanyak-banyaknya, maka dia adalah orang yang jarang ibadahnya dan di akhirat pun sedikit amalnya.

"Perbandingan antara nikmat dunia dan akhirat, seperti kalian memasukkan satu jari ke laut. Lihatlah tetesan air dari jari kalian. Tetesan yang sedikit itulah wujud nikmat dunia. Sementara lautan itu permisalan nikmat akhirat." [HR. Muslim]

  • Dunia itu tidaklah sepi dari musibah dan penderitaan
  • Adanya 2 golongan manusia dalam menyikapi musibah. Yang tujuan hidupnya untuk dunia, maka dia akan terguncang ketika musibah datang. Berbeda dengan yang tujuan hidupnya untuk akhirat, maka dia akan menghadapinya dengan tenang
  • Dunia dan segala isinya merupakan kenikmatan yang sedikit sekali. Hal ini bisa dibuktikan ketika seseorang dihadapkan dengan kematian, maka harta benda menjadi tidak ada harganya, tidak layak untuk dimiliki.
  • Dunia bisa dinikmati dengan lezat bila diisi dengan ketaatan kepada Allah


Bab. Hikmah Dibalik Musibah
Ukhti muslimah...,
Di antara hikmah Allah memberi musibah, yakni:
  • Derita dan musibah adalah ujian untuk mengetahui seberapa jauh kesabaran seseorang yang beriman. Semakin sabar, semakin banyak yang akan didapatkannya berupa keutamaan-keutamaan yang diberikan oleh Allah. Bila tidak ada musibah, maka tidak ada kesabaran.
  • Derita dan musibah merupakan latihan untuk sabar dan memperkuat keimanan.
  • Dengan adanya derita/musibah, terdapat tanda bahwa semua manusia itu lemah. Manusia dikatakan lemah karena tidak bisa menghilangkan musibah itu kecuali dengan meminta pertolongan dari Allah.
  • Musibah-musibah yang menimpa kita apabila dihadapi dengan penuh kesabaran akan menyebabkan dosa-dosa kecil kita dihapus dan diangkat derajatnya di sisi Allah.


Bab. Jangan Asal Berbicara
Ukhti muslimah...,
1. Hindarilah sikap terlalu banyak berbicara (dengan pembicaraan yang sia-sia maupun yang mubah) dan perbanyaklah diam.
"Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan orang yang menyuruh manusia memberikan shadaqah, atau berbuat ma'ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia." [QS. An-Nisa; 114]

Ketahuilah wahai ukhti, di setiap saat dan setiap tempat ada malaikat yang senantiasa memperhatikan dan mencatat setiap ucapanmu. Maka hendaklah pembicaraanmu sebatas pembicaraan yang penting. Ringkaskan ucapanmu, serta cukupkan hingga sesuai dengan maksud pembicaraanmu.

Banyak bicara dalam permasalahan yang mubah apalagi sia-sia, dimasukkan para Ulama kepada perkara yang meracuni hati. Sehingga hati menjadi mati, keras, beku, dan tidak mau menerima kritik/nasehat. Berikut adalah hal-hal yang dapat meracuni hati:
  • Banyak bicara dalam hal mubah, apalagi yang sia-sia
  • Banyak melihat-lihat perkara yang diharamkan
  • Terlalu banyak makan
  • Terlalu sering bergaul dengan sembarang orang. Sering berkumpul-kumpul dalam acara yang mubah atau sia-sia
Umar bin Khaththab radhiyallahu 'anhu pernah berkata, "Barangsiapa yang banyak bicaranya maka banyak salahnya, dan barangsiapa yang banyak salahnya maka banyak dosanya, dan kalau sudah banyak dosanya maka neraka lebih pantas untuknya." [Sanadnya Dhaif, tapi maknanya Shahih dari jalur periwayatan yang lain]


2. Bacalah Al-Qur'an yang mulia dan bersemangatlah untuk memiliki jadwal rutin harian untuk membacanya. Serta berusahalah untuk menghapal Al-Qur'an semampumu agar mendapat pahala besar di hari kiamat nanti.

Dari Abdullah bin 'Amr radhiyallahu 'anhu, Rasulullah bersabda:
Kepada yang senang membaca Al-Qur'an di hari kiamat nanti dikatakan, "Bacalah dan perbaikilah bacaanmu sebagaimana yang telah kamu kerjakan di dunia dahulu, maka sesungguhnya kedudukanmu itu tergantung kepada akhir ayat yang sedang kamu baca." [HR. Tirmidzi no.2329]


3. Bukanlah merupakan suatu kebaikan apabila engkau menceritakan semua hal yang engkau dengar (tanpa di teliti terlebih dahulu kebenarannya), karena hal ini dapat menjatuhkanmu ke dalam kedustaan.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Cukuplah seseorang itu dikatakan pendusta apabila ia menceritakan semua yang ia dengar." [HR. Bukhari]


4. Jauhilah sifat sombong dan membanggakan diri dengan sesuatu yang tidak engkau miliki dengan tujuan memperbanyak harta dan mendapat ketenaran di mata manusia.

Dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha, bahwasanya ada seorang wanita bertanya kepada Rasulullah: "Bolehkah saya mengatakan bahwa suami saya telah memberikan sesuatu padahal dia tidak memberikan sesuatu kepadaku?" Rasulullah lalu bersabda, "Orang yang menyiarkan tentang apa yang tidak dia terima (pemberian) bagaikan orang yang memakai dua baju kebohongan." [Muttafaq'alaih]


5. Dzikrullah mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan seorang muslim. Karena itu jagalah, wahai ukhti muslimah, ingatlah kepada Allah setiap saat walau bagaimanapun keadaannya, agar kita termasuk hamba-hambaNya yang dipuji oleh Allah ta'ala.

"(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah baik dalam keadaan berdiri, duduk maupun berbaring." [QS. Ali Imran; 191]

Abdullah bin Basar radhiyallahu 'anhu pernah menyebutkan bahwa ada seorang laki-laki berkata, "Ya Rasulullah, sesungguhnya syariat Islam itu telah cukup banyak dalam pandangan saya, untuk itu beritahu saya dengan sesuatu yang bisa saya jadikan pegangan." Rasulullah bersabda, "Lidahmu itu akan terus basah dengan berdzikir kepada Allah." [HR. Tirmidzi]


6. Jika engkau ingin berbicara, maka jauhilah dari membesar-besarkan diri, dan bermanis-manis kata. Sebab itu merupakan sifat yang dibenci oleh Rasulullah.

"Sesungguhnya sesuatu yang paling aku benci dan paling jauh posisinya dariku pada hari kiamat adalah mereka yang banyak bicara, angkuh dalam berucap dan besar mulut." [HR. Tirmidzi]


7. Jadikanlah pribadi Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam sebagai teladan yang baik, diantaranya banyak diam dan tidak banyak tertawa, apalagi sampai hanyut didalamnya. Jadikanlah ucapanmu selalu condong kepada kebaikan. Jika tidak, maka diammu itu lebih baik.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah bersabda:
"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya ia berkata yang baik atau (kalau tidak bisa) diam." [Shahih, HR. Bukhari dan Muslim]

Dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu, Rasulullah bersabda,
"Demi Allah, yang tidak ada yang berhak diibadahi selain Dia, tidak ada sesuatu yang ada di muka bumi ini yang paling layak dipenjara dalam waktu yang lama, selain lisan." [HR. Imam Malik dan Ibnu Abi Dunya]

Al-Imam Muhammad bin Azka rahimahullah berkata: "Ucapan yang baik itu untuk 4 perkara, yaitu [1] engkau gunakan untuk berdzikir kepada Allah, [2] engkau gunakan lisanmu untuk membaca Al-Qur'an, [3] untuk bertanya tentang ilmu agama dan untuk menyampaikan ilmu itu kepada orang lain, dan [4] untuk berbicara kepada perkara yang memberi manfaat di dunia."

Wahhab bin Munabbih rahimahullah berkata, "Pokok orang bijaksana adalah diam di saat yang tepat."


8. Jangan sampai engkau memotong pembicaraan orang lain, atau mengomentarinya di tengah jalan, atau meremehkan ucapan orang lain. Hendaknya engkau memiliki adab sebagai pendengar yang baik dan menjawab/membantah dengan cara yang baik sebagai ciri kepribadianmu.


9. Hindari segala bentuk celaan, menggunjing atau membicarakan aib orang lain, serta hindari sejauh-jauhnya sikap mengejek jika mendengar perkataan orang lain.

"Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, bisa jadi kaum yang diolok-olok itu lebih baik daripada kaum yang mengolok-olok. Dan jangan pula wanita mengolok-olok wanita lain, karena bisa jadi wanita yang diolok-olok itu lebih baik daripada wanita yang mengolok-olok." [QS. Al-Hujurat; 11]

Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Muslim yang satu adalah saudara bagi muslim yang lain. Tidak boleh mendzaliminya, tidak boleh menghinakannya dan tidak boleh meremehkannya. Cukuplah seseorang itu melakukan kejelekan dengan meremehkan saudaranya sesama Muslim." [HR. Muslim]


10. Jika engkau mendengar bacaan Al-Qur'an, maka hentikanlah segala pembicaraan, sebagai rasa hormat terhadap Kalamullah dan juga untuk melaksanakan perintah-Nya.
"Dan apabila Al-Qur'an dibacakan maka dengarkanlah dan perhatikan dengan tenang agar kamu mendapatkan rahmat." [QS. Al-A'raf; 204]


11. Pandai-pandailah dalam memilih kata-kata sebelum keluar dari mulutmu. Usahakan semampumu agar ucapan yang keluar dari lisanmu itu baik dan untuk kebaikan, jauh dari keburukan, serta tidak menimbulkan kemurkaan Allah 'azza wa jalla. Karena setiap ucapan kita memiliki tanggungjawab yang besar di hadapan Allah. Berapa banyak kata yang bisa menyebabkan pembicaranya masuk ke dalam surga, dan berapa banyak pula kata yang memasukkan pembicaranya ke dasar neraka jahannam.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Sesungguhnya ada seorang hamba yang mengucapkan satu kalimat yang sangat diridhai Allah tanpa dia sadari hingga menaikkan derajatnya. Ada juga seorang hamba yang mengucapkan satu kalimat yang dimurkai Allah tanpa dia sadari hingga ia masuk ke dalam neraka." [HR. Bukhari]

Pernah suatu kali Mu'adz bin Jabal radhiyallahu 'anhu bertanya kepada Rasulullah, "Apakah kita akan dihukum oleh Allah dengan sebab ucapan yang kita ucapkan?" Rasulullah menjawab, "Bagaimana engkau itu Mu'adz, bukankah banyak orang yang wajahnya dimasukkan ke neraka hanya karena jerat-jerat lisannya?" [Shahih, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan Tirmidzi]


12. Gunakanlah lisanmu yang merupakan anugerah terbesar Allah untuk ber-amar ma'ruf nahi mungkar.



Bab. Mempelajari Ilmu Agama
Ukhti Muslimah...,
13. Menuntut Ilmu agama itu merupakan perkara yang terpuji dan mulia.
Dari Asy-Syifa' bintu Abdillah radhiyallahu 'anha, ia berkata, Rasulullah pernah menemui kami dalam keadaan saya berada disamping Hafshoh, maka Rasulullah berkata kepadaku, "Wahai Asy-Syifa', hendaknya engkau mengajari Hafshoh tentang ruqyah terkena sengatan semut, sebagaimana engkau telah mengajari Hafshoh tentang Al-Kitabah (tulis menulis)." [HR. Ahmad]

Faedah hadits diatas yaitu belajar ilmu agama merupakan kewajiban yang tidak hanya untuk lelaki tetapi juga untuk wanita. Tanggung jawab suami untuk mengajari istri, bisa dengan meminta seseorang untuk mengajari istri dikarenakan tidak sempat atau tidak menguasai ilmu.


14. Maksud dan tujuan menuntut ilmu tidaklah untuk mendapatkan ijazah, juga tidak untuk mendapatkan pangkat atau jabatan yang lebih tinggi, tetapi untuk mengetahui perkara-perkara agama beserta hukum-hukumnya dan memperbaiki bacaan Al-Qur'an, sehingga wanita tersebut dapat beribadah kepada Rabb-nya di atas ilmu dan dalil-dalil yang kokoh.


15. Janganlah engkau mengolok-olok atau merendahkan orang lain yang baru menuntut ilmu, dan jangan sampai engkau merasa unggul di hadapan temanmu itu. Hendaknya engkau semakin tawadhu' ketika semakin berilmu. Bila tidak demikian, ilmu akan menjadi malapetaka bagimu.

Dari Ka'ab bin Malik radhiyallahu 'anhu, Rasulullah bersabda,
"Barangsiapa menuntut ilmu supaya bisa menandingi ulama atau untuk mendebat orang bodoh atau untuk menarik perhatian manusia kepadanya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam neraka." [Shahih oleh Syaikh Al-Albani rahimahullah dalam Shahih Sunan Tirmidzi no.2138]



Bab. Menjaga Pendengaran dari Ucapan yang Jelek dan Musik
Ukhti muslimah...,
16. Sucikanlah pendengaranmu dari mendengar musik, nyanyian, dan perkataan yang keji dan jelek.

Dari Abu Musa Al-Asy'ari radhiyallahu 'anhu, Rasulullah bersabda,
"Sungguh akan muncul dari Umat Islam beberapa orang yang menganggap zina itu halal dan menganggap sutera itu halal bagi laki-laki, minuman keras (khamr) itu halal, dan alat-alat musik itu halal, padahal ini semua diharamkan oleh Allah." [HR. Bukhari]

Berkaitan dengan nasehat "menjaga pendengaran...", Ibnul Qayyim rahimahullah dalam kitabnya Ighatsatul Lahfan, memberi contoh ucapan-ucapan batil yang merupakan tipu daya syaithan :

  • Pemikiran-pemikiran yang merusak dan meracuni seperti istilah "Islam adalah agama persamaan"
  • Berita-berita yang masih belum jelas (gosip)
  • Perdebatan yang tidak dipakai untuk mencari manfaat tapi untuk berbantah-bantahan
  • ucapan-ucapan kotor


Bab. Busana Muslimah
Ukhti muslimah...,
17. Engkau adalah seorang muslimah, maka wajib bagimu untuk berpakaian sesuai yang telah ditetapkan syariat Islam.Pakaian itu harus lebar, tidak transparan/tipis, dan tidak membentuk lekuk tubuh.

Syaikh Al-Albani rahimahullah dalam kitabnya Jilbab Al-Mar'ah Al-Muslimah menjelaskan tentang syarat-syarat pakaian muslimah :
  • Menutup semua bagian tubuhnya dari ujung rambut hingga ujung kaki, termasuk telapak tangan dan kaki. Untuk wajah, terdapat perbedaan pendapat para Ulama.
  • Kain yang dipakai bisa menutup kulit yang ada didalamnya / tidak transparan.
  • Baju untuk keluar rumah tidak boleh bermotif atau ada hiasan, sehingga bisa menarik perhatian dan memancing pandangan kagum orang-orang. Sesuai hadits dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha, "Wanita-wanita Anshar ketika turun ayat Hijab, mereka langsung meng-hijabi diri mereka ketika keluar, mereka berjalan dengan tenang seakan-akan ada burung gagak diatas kepalanya, karena penuh dengan warna hitam." [HR. Muslim]

18. Sesungguhnya baju-baju masa kini (seperti rok mini) adalah propaganda untuk menguak tabir auratmu.



Bab. Sosial Kemasyarakatan
Ukhti muslimah...,
19. Hindarilah pertemuan dalam majelis-majelis yang batil, serta dari bercampurnya pria dan wanita. Bersegeralah menuju majelis-majelis kebaikan.


20. Jika engkau sedang bersama wanita-wanita lain dalam sebuah majelis, maka jadikanlah dzikrullah sebagai kebiasaan kalian, sehingga engkau mendapat kebaikan dan pahala. Dan bila engkau hendak keluar dari suatu majelis, maka jangan lupa untuk membaca doa kafaratul majelis.


21. Wahai saudariku, bersihkanlah majelismu dari ghibah (menggosip) ataupun namimah (mengadu domba). Kedua sifat itu merupakan sifat tercela dan merupakan akhlak yang dibenci oleh Allah.
"Janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik terhadapnya." [QS. Al-Hujuraat; 12]


22. Jika salah seorang temanmu melontarkan kata-kata yang tidak pantas dalam sebuah majelis, hendaknya engkau menasehatinya (secara diam-diam, bukan didepan orang lain) dengan tutur kata yang lembut dan cara yang baik.



Bab. Perpustakaan Pribadi Wanita Muslimah
23. Termasuk ciri khas wanita muslimah untuk memiliki kitab-kitab dan buku-buku yang bisa menjadi pelipur lara dan bisa menjawab semua masalah. Hendaknya engkau memiliki semangat tinggi untuk memiliki kitab-kitab pilihan yang berfaedah. Dan engkau menjadikannya sebagai perpustakaan di rumah, dimana semua anggota keluarga bisa memanfaatkannya.


24. Wahai saudariku muslimah, berhati-hatilah, jangan sampai waktumu terbuang sia-sia dengan membaca buku-buku yang tidak berfaedah. Hendaknya engkau sejauh mungkin menghindari membaca sesuatu yang membahayakan agama seperti majalah-majalah porno, atau buku-buku cerita yang tujuan penulisannya untuk menanamkan perilaku rendah dan menghinakan.


25. Termasuk hal yang berfaedah, hendaknya perpustakaan itu kitab-kitabnya bervariatif, meliputi bermacam bidang ilmu. Seperti masalah Aqidah, Fiqh, Akhlak. Jangan sampai ketinggalan pula Sirah Nabawiyah, Qishash Al-Anbiya (sirah para Nabi), dan lain-lain.


26. Jika engkau tertarik dengan kitab yang berfaedah yang telah engkau baca, maka sepantasnya engkau memberitahu kepada muslimah lainnya dan menganjurkan untuk membacanya pula. Namun, jika engkau menemukan kitab yang membahayakan agama atau mengandung mudharat, maka sepantasnya engkau memperingatkan muslimah yang lain agar menjauhinya.


27. Membaca adalah perkara yang penting dan dharuri (sangat dibutuhkan), karena itu berusahalah menggunakan kesempatan dan mengisi waktumu dengan menambah ilmu. Semoga Allah 'azza wa jalla membantumu untuk memanfaatkan kesempatan itu.



Bab. Keluarnya Wanita ke Pasar-pasar
Ukhti muslimah...,
28. Jika engkau terpaksa harus pergi ke pasar, maka hendaklah engkau keluar dalam waktu yang singkat (jangan berlama-lama) sesuai kebutuhan. Karena hukum asal wanita adalah didalam rumah.
"...dan tetap tinggallah kalian dirumah-rumah kalian, dan janganlah kalian bersolek seperti bersoleknya orang-orang jahiliyyah dulu." [QS. Al-Qhzab; 33]


29. Jika engkau keluar menuju pasar, maka jangan sampai memakai wangi-wangian, berhias dan memakai pakaian yang menarik pandangan orang lain. Dan sebaiknya bajumu lebar dan menutupi seluruh anggota badan.

Dari Abu Musa al-Asy'ari radhiyallahu 'anhu, Rasulullah bersabda,
"Jika seorang wanita memakai minyak wangi kemudian ia keluar menuju khalayak ramai (laki-laki) agar bisa tercium wanginya, maka ia telah begini dan begini (pezina)." [HR. Ahmad]


30. Jika engkau telah berada di pasar atau dalam perjalanan, maka janganlah sering menoleh atau melihat kesana kemari, karena pandangan nata ini memiliki kesan yang sangat membahayakan. Jika engkau sudah mendapatkan kebutuhanmu, maka janganlah banyak mengobrol dengan pedagang (terutama laki-laki), karena bisa menghilangkan rasa malu pada diri seseorang dan membuka pintu fitnah.


31. Jika engkau melihat kemungkaran di pasar ataupun di jalan, maka wajib bagimu untuk mengingkarinya meskipun hanya dalam hati.


32. Sebagian wanita ada yang menjadikan keluar ke pasar/supermarket atau shopping sebagai hiburannya. Wanita seperti ini banyak memfitnah laki-laki dan menyia-nyiakan waktu.

"Sesungguhnya wanita itu adalah aurat. Bila wanita keluar rumah, syaithan membuat tubuh wanita itu indah, dari samping, depan dan belakang." [HR. Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani]


33. Bukanlah hal yang utama apabila wanita lebih banyak berjalan-jalan dan berlama-lama di pasar untuk berbelanja sehingga pekerjaan mengurus rumah, suami, dan anak menjadi terbengkalai.

"Wanita itu bertugas mengurus rumah suaminya dan ia nanti akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah atas tugasnya itu." [HR. Bukhari]



Bab. Wanita Muslimah Rajin Berdoa
Ukhti muslimah...,
34. Engkau adalah orang yang lemah dan sangat membutuhkan Allah. Maka angkatlah kedua tanganmu untuk berdoa kepada Allah, mintalah ampunan kepada-Nya serta perlindungan di dunia dan akhirat.
Setiap muslim dan muslimah haruslah memiliki perasaan bahwa dirinya adalah hamba yang lemah dihadapan Allah, harus mengakui bahwa dirinya sangat membutuhkan pertolongan dan bantuan Allah. Tidak pantas baginya bersikap sombong dan bisa menangani segala permasalahan.

"Sesungguhnya Rabb kalian itu pemalu lagi pemurah. Merasa malu apabila tidak mengabulkan doa kepada hamba-Nya yang mengangkat kedua tangannya untuk berdoa lalu dikembalikan dalam keadaan kosong." [dishahihkan  oleh Syaikh al-Albani dalam Shahih Ibnu Majah no.3117]

Beberapa adab dalam berdoa :

  • Mengangkat kedua tangan
  • Jangan sampai tergesa-gesa ingin dikabulkan doanya
  • Mulailah doamu dengan memuji-muji Allah sebelum menyampaikan hajatmu, seperti yang telah dicontohkan oleh para Nabi dan Rasul
  • Sebelum memulai doa, bacalah shalawat kepada Rasulullah, dan akhirilah pula dengan shalawat kepada beliau shallallahu 'alaihi wasallam
  • Hendaknya engkau yakin bahwa Allah Maha Mendengarkan Doa dan Maha Mengabulkan Doa. "Berdoalah kalian kepada Allah dalam keadaan kalian yakin akan dikabulkan oleh Allah. Ketahuilah, Allah tidak mengabulkan doa orang yang lalai dan lupa." [HR. Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahih Tirmidzi 2766]
  • Jangan sampai engkau berdoa untuk memutuskan silaturahim. Doa seperti ini tidak akan dikabulkan oleh Allah.
  • Berdoa pada waktu-waktu yang mustajab, seperti saat sepertiga malam terakhir, di akhir-akhir hari Jumat (antara Ashar - Maghrib), antara adzan dan iqomat, ketika sujud dalam shalat, setelah selesai tasyahud sebelum salam, saat Lailatul Qadr, dan ketika berbuka puasa.
  • Tidak memakan makanan yang haram, dan pekerjaannya halal
  • Jika engkau melihat doamu lama sekali dikabulkan, maka jangan bersedih karena kemungkinan doamu disimpan sebagai amal kebaikan yang akan dibalas di akhirat atau untuk menebus dosa-dosamu, atau dibalas dalam bentuk lain yang Allah lebih tahu faedahnya



Bab. Muslimah yang baik akan Meningkatkan Kualitas Ibadahnya dan Menambah Amalan-amalan Sunnah
Ukhti muslimah...,
35. Hendaknya engkau senantiasa mendekatkan diri kepada Allah dengan memperbanyak amal-amal baik yang wajib atau sunnah ataupun berbagai jenis ibadah yang bisa mendekatkan diri kepada Allah, untuk mendapatkan pahala yang besar, untuk mencapai derajat yang tinggi, untuk menjadi wali-wali Allah yang tidak akan takut dan bersedih hati.

Keutamaan wali-wali Allah:
  • Doanya mustajab (mudah dikabulkan doanya)
  • Duka dan sedih mereka hilang karena Allah dan Allah memenuhi hati mereka dengan ketenangan jiwa, yang mana ini merupakan nikmat terbesar
Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah bersabda,
"Sesungguhnya Allah berfirman : 'Barangsiapa yang memusuhi waliKu, maka Aku menyatakan perang terhadapnya, tidaklah seorang hamba mendekatkan diri kepada-Ku lebih Aku senangi dari apa yang telah diwajibkan atas dirinya (mengerjakan kewajiban-kewajiban yang diperintahkan). Dan hambaKu terus mendekat kepadaKu dengan melakukan sunnah-sunnah Nabi hingga Aku benar-benar mencintainya. Maka jika Aku sudah mencintainya, Aku akan menjadi pendengarannya untuk mendengarkan yang haq dan Aku akan menjadi penglihatannya untuk melihat sesuatu yang haq, dan Aku akan menjadi tangan yang digunakan untuk memegang Aku akan menjadi kakinya yang digunakannya untuk berjalan. Dan jika ia meminta kepada-Ku, akan Aku penuhi. Dan jika ia meminta perlindungan kepada-Ku, maka Aku akan melindunginya." [HR. Bukhari]

note: bukan berarti Allah menyatu dengan wali-walinya (diistilahkan oleh sekelompok orang sebagai wihdatul wujud). Akan tetapi maksudnya, pendengarannya, penglihatannya, tangannya dan kakinya akan senantiasa dibimbing oleh Allah untuk senantiasa di jalan yang benar.


36. Jika kamu melihat seorang muslimah yang bersungguh-sungguh dengan agamanya dan selalu melaksanakan perintah Rabbnya, maka cintailah dia dan jadikan ia temanmu. Karena cinta atas dasar Allah mempunyai kedudukan yang tinggi.



Bab. Muslimah yang Baik, Disiplin dalam Memanfaatkan Waktu
Ukhti muslimah...,
37. Sesungguhnya waktu ini, jika engkau tidak baik dalam membaginya/mengaturnya, maka waktu itu akan hilang sia-sia. Karena itu pergunakanlah waktumu untuk memurojaah pelajaran-pelajaran jika engkau adalah seorang santri, lakukanlah kewajibanmu terhadap keluargamu atau melayani suami, bacalah buku-buku yang bermanfaat, serta kunjungilah sanak saudara.


38. Mengunjungi sanak kerabat bisa mendatangkan barakah, baik dalam umur maupun rezeki kita. Maka hendaklah engkau bersemangat untuk menjenguk sanak kerabat anda dan jadikanlah hubungan anda dengan sanak saudara itu bermanfaat.
Engkau bisa menghadiahi mereka barang-barang yang bermanfaat, siapa tahu Allah memberi hidayah kepada mereka.

"Barangsiapa yang ingin dilapangkan rezeki dan ingin dipanjangkan umurnya, maka hendaklah iamenyambung tali silaturahim dengan sanak saudaranya." [Muttafaqun'alaih]


39. Janganlah engkau tertipu dengan banyaknya orang yang bermudah-mudahan dalam melaksanakan perintah Allah. Yakni yang menganggap remeh terhadap syariat Islam.


40. Tanamkan rasa sayang dan kelembutan pada hati anda. Hendaklah engkau menjadi wanita yang kasih sayang kepada anak-anak, bahkan terhadap binatang.

"Barangsiapa yang tidak pernah menyayangi maka dia tidak akan disayang." [HR. Bukhari]



Bab. Nasehat Terakhir untuk Muslimah
41. Waspadailah dai-dai jelek dan para penyeru emansipasi yang dengan tipu daya mereka, berusaha untuk merusak muslimah dan mengeluarkan muslimah dari menjaga pakaiannya yang syar'i menjadi wanita yang mengumbar kehormatannya dengan segala cara dan sarana.
Peringatkan saudari-saudari muslimah lainnya jangan sampai terjatuh dan tertipu dengan ucapan mereka.
Bila kita perhatikan, banyak dai-dai jelek yang melecehkan hijab wanita muslimah, bahwa itu menghambat kemajuan wanita, bahwa wanita tidak bisa bergerak bebas, bahwa hijab itu hanya budaya Arab saja. Apa yang mereka hasilkan ternyata luar biasa. Banyak wanita muslimah terjatuh dalam emansipasi wanita, mereka membuka pakaiannya tanpa ada rasa malu sedikitpun.


42. Jadilah engkau wanita yang bangga dengan agamanya, merasa mulia dengan agama dan aqidahnya. Jangan malu untuk menampakkan syiar keagamaan.


43. Hendaknya engkau memperluas wawasan keislamanmu dengan mendengarkan ceramah-ceramah ilmiah yang berfaedah, walaupun hanya dengan mendengar dari kaset. Dan hendaknya engkau bersemangat untuk membaca majalah Islam yang bermanfaat.


44. Hendaknya engkau membantu penyebaran kebajikan, penyebaran ilmu yang bermanfaat di lingkunganmu, kepada teman-temanmu. Tapi juga jangan sampai melalaikan tugas utamamu dirumah.


45. Hendaknya engkau bersemangat untuk membantu ibumu dirumah, karena yang demikian merupakan bentuk balas budi dan merupakan sarana keberhasilanmu di masa depan. Hindarilah sifat malas dan bersantai.


46. Jadilah engkau wanita yang murah senyum. Saat engkau tersenyum (kepada sesama wanita), maka orang lain akan senang denganmu dan engkau pun mendapat pahala.
"Senyummu di hadapan saudaramu merupakan shadaqah bagimu." [dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahih Tirmidzi 1594]


47. Jauhilah sifat mudah marah dan cepat emosi
Dari Abu Hurairah, "Ada seorang laki-laki yang berkata kepada Rasulullah, 'Berilah aku wasiat.' Rasulullah menjawab, 'Jangan marah'. Laki-laki tersebut terus mengulangi pertanyaannnya dan Rasulullah tetap menjawab, 'Jangan marah'." [HR. Bukhari]


48. Hindarilah meniru-niru orang kafir dalam hal kebiasaan, ciri khas, hingga pakaian.
"Barangsiapa meniru-niru suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka." [HR. Abu Dawud]


49. Banyak wanita yang meremehkan urusan shalat dengan mengulur-ngulur waktu mengerjakannya, entah karena kesibukannya atau karena lalai dengan pembicaraan yang tidak berarti (ngobrol).
Ingatlah selalu firman Allah 'azza wa jalla:
"Maka celakalah orang-orang yang shalat, yaitu orang yang lalai dalam shalatnya..." [QS. Al-Maa'un; 4-5]


50. Puasa memiliki kedudukan yang tinggi dan pahala yang besar. Puasa juga memiliki andil besar untuk membersihkan jiwa. Maka alangkah baiknya apabila engkau membiasakan diri untuk melakukan puasa-puasa sunnah, seperti puasa ayyaumul bidh, puasa senin-kamis, dll.





sumber: 
1. Kitab "Khomsuuna Zahrah Min Haqlin Nushhi" 
2. Kajian ceramah oleh Ustadz Agus Su'aidi dengan pembahasan kitab yang sama