Rabu, 01 Juli 2015

Dalam Naungan Al-Qur'an

Pemuda yang masih bermalas diri, hidup bebas, arahnya tak jelas, pasti akan ketinggalan. Apalagi yang labil dan mudah terbawa arus. Ia akan sibuk dengan dunianya, agama pun hampir dipastikan akan dikorbankan.

Lihatlah sekitar kita !!! Pemuda tak ubahnya buih banjir, terombang-ambing kesana kemari. Sibuk mengikuti trend terkini, tidak peduli dengan norma dan agama.
Sobat, pemuda harus punya prinsip. Punya pendirian, melangkah dengan pasti. Ia harus melihat jauh ke depan, tidak asal senang, tidak asal menang. Jadikan prinsip kita itu adalah Al-Qur'an.


Hidup kita, mari habiskan dalam nilai ibadah kepada Allah ta'ala semata. Tentunya kita sangat butuh ilmu, bimbingan, dan keteladanan dalam kehidupan. Apalagi, saat ini dunia lebar menantang di hadapan mata. Gemerlapnya begitu menggoda seolah bersatu padu menjerumuskan siapa saja yang jauh dari agamanya.
Maka, kembalilah belajar dan mempelajari Al-Qur'an. Karena Al-Qur'an yang akan membimbing kita kepada jalan yang lurus.

Maka, disamping berdoa memohon hidayah dan keteguhan kepada Allah, kita mesti tegar dalam berjuang dan bersabar menuntut ilmu. Lalu, amalkan ilmu yang sudah dimiliki. Cari lingkungan yang mendukung. Pilih teman-teman yang baik yang mengajak kepada kebaikan. Teman yang menasehati bila lalai, mengingatkan saat lupa. Ingat, teman bergaul sangat besar pengaruhnya dalam kehidupan seseorang. Teman baik mengajak kepada kebajikan, teman jelek menjerumuskan kepada kebinasaan. Timbanglah semua dengan Al-Qur'an.

Sibukkanlah pula waktu dengan kegiatan positif satu ke yang lain, atau tepatnya ibadah satu ke ibadah yang lain. Jangan lupa membaca Al-Qur'an, karena dengan Al-Qur'an jiwa ini tenang dan damai.  Banyak sekali keutamaan Al-Qur'an secara umum. Ada pula keutamaan tertentu pada ayat atau surat tertentu.

Nah, berikut ini motivasi bagi kita untuk senantiasa mengikat diri dengan Al-Qur'an.

Sebuah kisah disampaikan oleh Abdullah bin Abbas radhiyallahu 'anhu,
"Ketika Jibril 'alaihissalam duduk bersama Nabi shalallahu 'alaihi wasallam, beliau mendengar suara dari arah atas, beliau pun mengangkat kepala, lalu berkata, 'Ini suara pintu langit dibuka, dan belum pernah dibuka kecuali hari ini'. Dari pintu tersebut turunlah malaikat. JIbril 'alaihissalam kembali berkata, 'Malaikat ini turun ke bumi, ia belum pernah turun kecuali hari ini'. Malaikat itu pun mengucapkan salam dan mengatakan, 'Berbahagialah dengan dua cahaya yang hanya diberikan kepadamu, tidak kepada seorang Nabi pun sebelummu: Al-Fatihah, dan ayat-ayat penutup surat Al-Baqarah. Tidaklah engkau membaca satu huruf pun darinya, melainkan akan diberikan pahalanya'." [HR. Muslim dari shahabat Abdullah bin Abbas radhiyallahu 'anhu]

Rasulullah juga bersabda,
"Janganlah kalian jadikan rumah kalian seperti kuburan. Sesungguhnya syaithan lari dari rumah yang dibacakan padanya Al-Baqarah." [HR. Muslim dari shahabat Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu]

Dalam hadits lain, An Nawwas bin Sam'an radhiyallahu 'anhu mengatakan, "Aku mendengar Rasulullah bersabda yang artinya, 'Pada hari kiamat, didatangkan Al-Qur'an dan pemilik Al-Qur'an yang dahulu mereka mengamalkannya di dunia. Al-Baqarah dan Ali Imran yang terdepan'. Rasulullah membuat permisalan yang aku tidak melupakan selama-lamanya. 'Kedua surat ini seperti mega atau dua gulungan awan tebal yang menaungi, diantara keduanya cahaya, atau keduanya seolah dua kelompok burung berbulu tebal yang akan membela orang yang membacanya di dunia'." [HR. Muslim]

Juga ada keutamaan pada surat lainnya. Keutamaan Ayat Kursi [QS. Al-Baqarah; 255] sangat banyak. Kisah Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu sebagai penjaga harta zakat sangatlah mahsyur. Hadits tersebut diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari rahimahullah dalam kitab Shahih beliau. Alkisah, ada pencuri zakat yang selalu tertangkap selama tiga hari. Pada hari ketiga, Abu Hurairah tidak lagi menerima alasan pencuri tersebut. Beliau akan mengangkat masalah ini kepada Rasulullah. Sang pencuri pun ketakutan dan mengatakan, "Lepaskan aku, dan aku akan mengajarimu kalimat yang Allah akan memberikan manfaat untukmu."
"Apa itu?" tanya Abu Hurairah.
Pencuri itu mengatakan, "Apabila engkau beranjak ke pembaringan, bacalah Ayat Kursi. Engkau akan selalu dalam penjagaan Allah, dan syaithan tidak mampu mendekatimu sampai pagi."
Abu Hurairah pun melepaskannya.
Pagi itu, Rasulullah bertanya kepadanya, "Apa yang engkau lakukan terhadap tawananmu semalam?"
Setelah Abu Hurairah menceritakan kejadiannya, beliau shalallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Adapun ia, kali ini jujur. Dan ia adalah pendusta. Tahukah kamu, siapa pencuri itu?"
"Tidak." jawab Abu Hurairah.
Rasulullah menjawab, "Dia adalah syaithan."

Dalam riwayat Imam Muslim rahimahullah dari shahabat Ubay bin Ka'ab radhiyallahu 'anhu, disebutkan bahwa Ayat Kursi adalah ayat Al-Qur'an yang paling agung.

Ayat Kursi, siapa yang membacanya setiap selesai shalat maka dijamin masuk surga. Hal ini disebutkan dalam sebuah hadits dari shahabat Abu Umamah radhiyallahu 'anhu riwayat An-Nasa'i dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullah dalam Shahih At Targhib. Keutamaan lain dari ayat yang agung ini sangat banyak.

Di antara surat yang memiliki keutamaan tersendiri adalah surat Al-Kahfi. Abu Said al-Khudri radhiyallahu 'anhu meriwayatkan, bahwa Rasulullah bersabda,
"Siapa yang membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum'at, ia akan diterangi dengan cahaya antara dua Jum'at." [HR. An-Nasa'i, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullah dalam Shahih At-Targhib]

Imam Asy-Syafi'i rahimahullah menjelaskan bahwa disunnahkan membaca surat ini [Al-Kahfi] pada hari Jum'at, atau malam harinya [Malam Jum'at].

Lalu, ada keutamaan lain saat membaca Surat Al-Mulk. Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu mengatakan, "Siapa yang membaca 'Tabarakalladzi biyadihil mulk' [surat Al-Mulk] setiap malam, Allah akan menghalanginya dari adzab kubur. Pada zaman Rasulullah dahulu, kami menyebut surat ini dengan 'Al Mani'ah' [yang menghalangi]. Dan ini adalah salah satu surat dalam Al-Qur'an, siapa yang membacanya tiap malam, ia sungguh telah berbuat banyak dan baik." [HR. An-Nasa'i dari shahabat Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu, dihasankan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullah dalam Shahih At Targhib]

Dalam sebuah kesempatan, Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu menyampaikan hadits dari Rasulullah bahwa beliau bersabda, "Sesungguhnya sebuah surat dalam Al-Qur'an 30 ayat yang akan memberikan syafaat untuk orang yang membacanya, hingga ia diampuni, surat itu adalah 'Tabarakalladzi biyadihil mulk'." [HR. Abu Dawud dan At Tirmidzi, dihasankan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullah dalam Shahih At Targhib]

Lalu surat Al-Ikhlas yang keutamaannya senilai dengan sepertiga Al-Qur'an. Rasulullah bersabda,
"Apakah kalian tidak mampu membaca sepertiga Al-Qur'an dalam semalam?"
Para shahabat menjawab, "Bagaimana seseorang membaca sepertiga Al-Qur'an ya Rasulullah?"
Beliau bersabda, " 'Qul huwallahu Ahad' adalah sepertiga Al-Qur'an." [HR. Muslim dari shahabat Abu Darda' radhiyallahu 'anhu]

Juga ada keutamaan Al-Mu'awidzatain, dua surat untuk memohon perlindungan kepada Allah. Yaitu dua surat terakhir dalam Al-Qur'an. Dalam riwayat Imam Muslim rahimahullah, dari sahahabat 'Uqbah bin 'Amr radhiyallahu 'anhu, Rasulullah bersabda,
"Aku belum pernah melihat ayat-ayat yang semisal diturunkan semalam: 'Qul a'udzu birabbil falaq' dan 'Qul a'udzu birabbin naas'."

Sobat, yang kita baca ini hanya sebagian saja, yang memiliki keutamaan secara khusus. Yang jelas dan harus kita yakini bahwa seluruh ayat Al-Qur'an adalah agung dan mulia. Al-Qur'an adalah 'Qaulan tsaqila', perkataan yang berat, gunung pun hampir saja runtuh, kerena kagungannya. Seluruh Al-Qur'an adalah pelita dalam gulita, membuat damai jiwa, obat jiwa sekaligus raga, rambu menuju bahagia.

Jadi, tidak ada lagi dalam kamus seorang pemuda Muslim kata malas membaca Al-Qur'an. Pemuda muslim sejati, waktunya diupayakan selalu berkah, penuh kebaikan. Tidak ada waktu kosong sia-sia. Tidak sempat lagi untuk pusing memikirkan model terkini. Apalagi yang sampai melanggar aturan syar'i. 
Bagaimana tidak, membaca Al-Qur'an saja, sudah sedemikian banyak keutamaannya, belum lagi ibadah yang lainnya. Jadi, tunggu apa lagi ?!



sumber: majalah Tashfiyah ed.35/1435H/2014