Minggu, 30 November 2014

Untukmu Wahai Ayah dan Ibu...

UNTUKMU WAHAI AYAH...
Janganlah anda melarang istri di depan anak-anak. Bila anda hendak menasehati istri, sebaiknya anda lakukan empat mata agar kehormatan dan kewibawaannya tidak jatuh didepan anak-anak. Karena bisa jadi, anak-anak akan mendurhakai ibunya sewaktu anda tidak di rumah. Nasehat dan hukuman yang diberikan kepada istri tanpa sepengetahuan anak, berarti menutup aib istri.

Nabi shalallahu 'alaihi wasallam telah bersabda, "Barangsiapa menutupi aib seorang muslim maka Alloh akan menutupi aibnya didunia dan akhirat." [HR. Muslim dari Abu Hurairah]

Bila anda memukul istri dan menghardiknya di depan anak-anak maka akan memperburuk keadaan rumah dan penghuninya. Karena di antara anak-anak ada yang sedih melihat ibunya dipukul. Akibatnya dia akan sangat membenci ayahnya. Sebaliknya ada juga anak yang menjadikan perbuatan ayahnya sebagai senjata untuk menakut-nakuti  ibunya. Dan ini akan mengacaukan kehidupan rumah tangga.

Kamis, 27 November 2014

Saat Suami Menikah Lagi,



Para wanita calon penghuni surga, wanita yang paling mulia dan utama, istri dari manusia yang paling mulia dan utama. Merekalah ummahatul mukminin, teladan setiap wanita pecinta akhirat. Gambaran akhlak mereka kala suami tercinta menjadi "pengantin baru" bisa kita lihat dari hadits berikut ini,

Anas radhiyallahu 'anhu menceritakan,
"Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam mengadakan walimah saat pernikahannya dengan Zainab bintu Jahsy radhiyallahu 'anha. Beliau mengenyangkan orang-orang yang hadirs dengan roti dan daging. Kemudian beliau keluar menuju bilik-bilik ummahatul mukminin sebagaimana kebiasaan beliau di pagi hari dari malam pengantin beliau. Beliau mengucapkan salam kepada mereka dan mendoakan mereka. Para istri beliau pun membalas salam beliau dan mendoakan kebaikan untuk beliau..." [HR. Bukhari no.4794]

Rabu, 26 November 2014

Sifat Jahannam dan Mayoritas Penduduknya

Dari Abu Hurairah bahwa Nabi sholallohu 'alaihi wasallam bersabda :
"Api kalian ini, yang dinyalakan anak Adam hanya satu bagian dari tujuh puluh bagian api neraka Jahannam." Ada shahabat berkata : "Wahai Rosulullah, bukankah hal ini sudah cukup?" Beliau berkata: "Sesungguhnya dia (api) lebih besar melebihi enam puluh sembilan bagian. Masing-masingnya memiliki panas seperti api itu." [Shahihul Jami']


Dari Anas bin Malik, bahwa Nabi sholallohu 'alaihi wasallam bersabda :
"Kalau sebuah batu seperti tujuh unta yang bunting dilemparkan dari pinggir jahannam, dia akan melayang selama tujuh puluh tahun hingga sampai ke dasarnya." [Shahihul Jami' ; 5124]

Selasa, 25 November 2014

Bila Kuburan Diagungkan

Bentuk-bentuk Pemujaan Terhadap Kuburan
Bagi sebagian besar kaum muslimin di zaman sekarang, kuburan telah menjadi salah satu tempat yang paling sering dan paling banyak mendapat kunjungan. Mereka sering hilir mudik di kuburan tersebut, tak kalah ramai dengan tempat-tempat rekreasi dan hiburan. Bahkan terkadang kuburan itu lebih ramai daripada rumah-rumah Allah Subhanahu wa Ta’ala (masjid). Mereka datang dengan berbagai hajat dan tujuan. Di antara mereka ada yang ingin lulus dalam ujian sekolah, ada yang ingin berhasil dalam cocok tanam dan perdagangan, ada yang ingin mencari barakah dan anak keturunan, dan ada pula yang berniat agar mendapatkan jodoh yang sesuai selera.

Di antara mereka juga ada yang bertujuan untuk memandikan jimat-jimat dan keris-keris pusaka, ada yang ingin kedudukannya tidak digoyang dan bahkan ada di antara mereka yang mengucapkan nadzar bila telah berhasil dari sesuatu, akan keliling makam para wali yang dikunjunginya itu.

Ada yang datang untuk menyucikan diri, bahkan ada yang memang berniat untuk beribadah yaitu hanya semata-mata ziarah. Sehingga untuk keberlangsungan semua ini, setiap kuburan yang dianggap keramat dan memiliki kelebihan, dibangun dengan bangunan yang megah dan mahal yang nilainya melebihi bangunan rumah orang yang meninggal itu semasa hidupnya. Setelah itu diangkat juru kunci sebagai pemandu setiap peziarah. Semua ini merupakan perkara yang dibenci Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Senin, 24 November 2014

Tidak ada yang Sia-sia

Tidak ada yang disia-siakan oleh seorang muslim. Dalam menghadapi hari-hari yang telah, sedang, dan akan mereka lalui, pasti, mereka selalu memanfaatkannya dan tidak menyia-nyiakan berlalu begitu saja.




Waktu yang dimiliki oleh manusia ada tiga macam. Waktu yang telah berlalu, waktu yang sekarang, dan waktu yang akan datang. Termasuk sifat orang mukmin, ia selalu gunakan 3 waktu ini dengan sebaik-baiknya.

Waktu yang pertama, waktu yang telah lalu. Waktu yang telah berlalu dan telah ia gunakan. Waktu tersebut bukan serta merta ia lupakan dan ia tinggalkan. Seorang mukmin selalu menjadikan waktu yang telah berlalu itu untuk bahan tafakur, merenung, mengintrospeksi dan mengevaluasi apa yang telah ia lakukan dan ia amalkan pada waktu tersebut. Jika ia mendapati adanya kekurangan atau ketidaksempurnaan dalam apa yang telah ia lakukan, maka ia pun bertekad untuk bisa memperbaikinya di waktu yang akan datang.

Sabtu, 22 November 2014

Utang Piutang

Kehidupan di dunia tidak lepas dari berbagai kesulitan serta kesusahan yang menimpa. Terkadang dengan izin Allah kita mendapatkan keluasan rezeki dan ketentraman jiwa. Di kala yang lain, Allah uji kita dengan kesempitan dan beban hidup yang membuat kita susah memejamkan mata. Oleh karenanya, termasuk kemudahan Allah kepada kita adalah bolehnya meminjam harta orang lain saat membutuhkannya.

Tentu hal ini sesuai dengan hikmah Allah dan kebijaksanaan-Nya. Allah telah mengatur praktik pinjam meminjam harta ini dengan syariat-Nya. Untuk itu, amat penting untuk kita mengetahui aturan tersebut supaya kita mendapatkan kebaikan dan pahala ketika melaksanakannya.

Jumat, 21 November 2014

Panjang Angan

Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu mengatakan,




"Hanyalah dua hal yang aku takutkan atas kalian ; panjang angan-angan dan mengikuti hawa nafsu. Sesungguhnya panjang angan-angan akan membuat lupa akhirat. Adapun mengikuti hawa nafsu maka akan menghalangi dari kebaikan. Sungguh dunia telah berpaling pergi, sementara akhirat datang semakin dekat. Masing-masing dari dunia dan akhirat memiliki anak. Maka jadilah anak-anak akhirat, dan jangan menjadi anak-anak dunia. Sungguh hari ini adalah hari beramal, tidak ada perhitungan amal. Adapun besok adalah hari perhitungan amal, bukan beramal."
[riwayat Ahmad dalam kitab Az Zuhd]




majalah Tashfiyah ed.41/1435H/2014

Kamis, 20 November 2014

"Asyiknya" ONLINE

Internet merupakan teknologi yang kini sangat digandrungi kaum muda. Berbeda dengan menonton televisi yang bersifat pasif, melalui media internet kita bisa aktif berinteraksi, menyampaikan aspirasi melalui website atau blog, menjalin relasi melalui jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter, saling berbagi informasi di forum seperti Kaskus, atau bahkan mengeruk keuntungan dengan menjalankan bisnis secara online. 




Namun, seperti pisau dapur yang bisa digunakan untuk menyakiti orang lain, internet juga memiliki sisi negatif. Ia bisa digunakan untuk hal-hal buruk seperti pornografi, judi ataupun penipuan.

Berbeda dengan dunia nyata yang menghadapi orang lain secara langsung, dalam dunia maya internet, manusia tidak lagi merasa canggung ketika berinteraksi. Hal ini sering berdampak negatif, karena pengguna internet tidak lagi memikirkan bagaimana kondisi orang yang dihadapinya di luar sana. Ia bisa dengan santai mengeluarkan kata-kata kasar kepada orang lain di internet.

Fenomena jejaring sosial seperti Facebook telah menunjukkannya. Hal ini malahan bertolak belakang dengan tujuan dibuatnya situs tersebut, yaitu agar kita bisa berinteraksi kembali, menyambung silaturahmi dengan teman dan saudara secara baik.