Kamis, 17 April 2014

Bangga Menjadi Muslim

Tak bisa dipungkiri, banyak dari kita sekarang yang kurang percaya diri dengan identitas keislamannya. Mulai dari tren berpakaian hingga ke pola pikir. Kita merasa lebih nyaman kemana-mana mengenakan kaos dan celana jeans. Sebaliknya, kita merasa minder, merasa salah kostum bila mengenakan baju koko atau jilbab.

Kita lebih suka mengambil inspirasi dari Chicken Soup daripada membaca kisah para shahabat. Lebih merasa 'cerdas dan intelek' dengan menonton Oprah Winfrey Show daripada datang ke pengajian. Kita merasa takjub ketika tahu Mark Zuckerbeg ternyata membuat Facebook di usia 19 tahun, tapi kita merasa biasa saja mengetahui Ali bin Abi Thalib radhiyallohu 'anhu mulai memperjuangkan Islam dengan ujung pedangnya ketika berusia 8 tahun. Kita bahkan terbiasa memulai pagi hari kita dengan membaca koran, bukan dengan membaca Al-Qur'an.

Bahkan, ada segelintir dari kita yang justru merasa lebih nyaman bergaul dengan temannya yang bukan muslim dibanding dengan saudaranya sesama muslim, dengan alasan bahwa temannya itu lebih toleran.
Hohoho....., maksud "toleran" disini, bahwa temannya yang bukan muslim tersebut akan cuek saja, apakah kita shalat atau tidak. Segelintir itu jugalah yang merasa risih dengan teman muslimnya yang "tidak toleran", karena teman muslimnya tersebut menasehatinya untuk menjauhi pacaran.