Tampilkan postingan dengan label adab. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label adab. Tampilkan semua postingan

Kamis, 09 Juli 2015

Kehidupan Dunia Menurut Generasi Salaf

Al-Hasan al-Bashri rahimahullah mengatakan,

"Semoga Allah merahmati seseorang yang mencari harta dengan cara yang baik, membelanjakannya dengan sederhana, dan memberikan sisanya.
Arahkanlah sisa harta ini sesuai dengan yang diarahkan oleh Allah. Letakkanlah di tempat yang diperintahkan oleh Allah. Sungguh, generasi sebelum kalian mengambil dunia sebatas yang mereka perlukan. Adapun yang lebih dari itu, mereka mendahulukan orang lain.




Senin, 06 Juli 2015

Pentingnya Adab dan Akhlaq yang Baik

Sesungguhnya perilaku yang baik merupakan salah satu akhlaq agung yang dimiliki para Nabi. Akhlaq ini akan memakaikan baju kewibawaan dan kemuliaan kepada pemiliknya, serta akan menghiasinya dengan keteguhan dan ketenangan.




Ibnu Muflih rahimahullah berkata : "Dahulu majelis (Al-Imam) Ahmad dihadiri sekitar 5000 orang atau lebih. Yang menulis kurang dari 500 orang. Adapun sisanya, belajar adab dan samt yang baik dari beliau."

Minggu, 28 Juni 2015

Inilah Cara yang Benar untuk Meminta Izin Secara Syar'i


1. Apabila kamu ingin mengunjungi seseorang, maka kamu harus mengetuk pintu dengan pelan, dan bersabarlah berdiri di samping kanan pintu agar kamu tidak melihat bagian dalam rumah ketika pintu dibuka. Karena bisa jadi yang keluar adalah wanita yang diharamkan memandangnya. Apabila tidak ada jawaban, maka ketuklah pintu sekali lagi dan tunggu, kemudian yang ketiga maka izin setelah itu (kalau belum ada izin maka kembali dan jangan mengetuk yang keempat kali,-pent)

Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Apabila kalian meminta izin tiga kali dan belum diizinkan, maka kembalilah." [Muttafaqun'alaih]

Rabu, 08 April 2015

Hukum Lewat di Depan Orang Shalat

Makna secara global
Orang yang sholat, dia berdiri menghadap Rabbnya, bermunajat, memohon  dan berdoa. Apabila orang lewat didepannya, sementara dia dalam keadaan seperti ini, maka terputuslah munajat yang dia lakukan dan akan terganggu ibadahnya. Oleh karena itu, termasuk dosa yang paling besar, tatkala seseorang menyebabkan celah (kurangnya) sholat orang lain dengan lewatnya dia di depan orang tsb.


Maka Pembuat syariat mengabarkan, seandainya dia tahu dosa akibat lewatnya dia didepan orang yang sholat, niscaya jauh lebih utama bagi dia berdiri di tempatnya dalam jangka waktu yang lama, daripada melewati orang yang sholat. Hal ini merupakan perkara yang wajib untuk diperingatkan dan dijauhi.

Selasa, 24 Maret 2015

Agar Bahtera Selamat Sampai Tujuan - part 3

Tidaklah yang dimaksudkan dengan mencintai istri adalah membiasakan istri hidup sebagai "nyonya besar" yang hanya bisa memerintah dan bermalas-malasan. Wanita yang menghabiskan siangnya dengan tidur dan di malam hari begadang, pindah dari satu restoran ke restoran lain, nongkrong di cafe, melancong dari satu tempat ke tempat lain, shopping atau sekedar jalan-jalan ke mall, tidak pernah masak, tidak pernah membersihkan rumah, tidak ada perhatian terhadap suami dan anak-anak, serta tidak peduli dengan keadaan rumah. Kalau seperti ini keadaan seorang istri, lalu untuk apa seseorang menikah? Apa sekedar simbol saja bahwa ia sudah berstatus menikah?


Suami memikul tanggung jawab yang besar apabila membiasakan atau membiarkan istrinya berada di atas jalan yang jelek tersebut, kelak ia akan ditanya dan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah. Maka dari itu, sebelum semuanya terlambat hendaknya ia "membenahi" istrinya.

Jadi, cinta tidak berarti memanjakan istri dengan dunia dan mempersilahkannya berbuat semaunya. Tetapi cinta adalah membimbing tangannya dan mengarahkannya kepada kebaikan dengan penuh kelembutan.

Suami tidak boleh menganggap enteng apabila istrinya berbuat dosa atau melakukan sesuatu yang tercela dalam kebiasaan manusia. Jangan ia berdalih dengan kata "kasihan" untuk memperingatkan istrinya dari perbuatan salah atau menyimpang. Bahkan, apabila perlu, ia memberikan hukuman yang mendidik.

Senin, 23 Februari 2015

Tinggalkanlah Sikap Berlebih-lebihan


BERLEBIHAN DALAM BERBICARA
Berlebihan dalam berbicara tidak mengandung kebaikan sama sekali karena mengandung kemudharatan murni. Ketika seseorang mengetahui bahwa setiap kata (yang dia ucapkan) itu akan ditulis sebagai pahala atau dosa baginya, dia menahan diri dari kebanyakan pembicaraannya. Dan tidak ada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu. Ketika sempurna akal seseorang, sedikitlah bicaranya.

Betapa banyak dalil dalam Kitabullah dan Sunnah yang mendorong untuk meninggalkan sikap berlebih-lebihan dan menahan diri dari kebanyakan pembicaraan. Diantaranya :
"Tiada suatu ucapan yang diucapkannya melainkan didekatnya ada malaikat pengawas yang selalu hadir." [QS. Qaf ; 18]

Selasa, 03 Februari 2015

Berhias dengan Al-Waqar

Al-Waqar adalah sebagaimana didefinisikan oleh Al-Jahizh : "Al-Waqar adalah menahan diri dari berbicara secara berlebihan, kesia-siaan, banyak menunjuk dan bergerak dalam perkara yang tidak membutuhkan gerakan ; sedikit amarahnya, tidak banyak bertanya, menahan diri dari menjawab, menjaga diri dari ketergesaan, dan bersegera dalam seluruh perkara." [Tahdzibul Akhlaq ; hal.22]




Rasulullah menyukai umatnya berhias dengan akhlaq ketenangan dan al-waqar, bahkan ketika mereka sedang dalam perjalanan menuju sholat. 
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, dari Nabi shalallohu 'alaihi wasallam,
"Jika kalian telah mendengar iqomat, maka berjalanlah menuju sholat. Dan hendaklah  kalian bersikap sakinah dan waqar.Janganlah kalian tergesa-gesa. Apa yang kalian dapatkan maka sholatlah, dan apa yang terluput dari kalian sempurnakanlah." [HR. Bukhari dan Muslim]

Senin, 15 Desember 2014

Bila telah Bertaubat, Jauhilah Teman yang Jahat

Jangan remehkan masalah pertemanan. Jangan pula mengecilkan pengaruh teman seiring. Sedemikian besar makna pertemanan, hingga Islam memberi tuntunan dalam berteman. Seorang teman yang baik akan memberi pengaruh yang baik pada temannya. Sebaliknya, seorang teman yang jahat, dirinya akan menularkan perilaku jahat kepada temannya. Karenanya, perhatikan siapakah yang pantas menjadi teman.




Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Sesungguhnya perumpamaan teman duduk yang baik dan teman duduk yang buruk, seperti seorang pembaw misk (parfum) dan pandai besi. Pembawa misk, bisa jadi ia akan memberi wewangian itu padamu, bisa jadi pula engkau membeli darinya, bisa juga engkau cuma dapati aromanya yang semerbak harum. Sedang pandai besi, bisa jadi bajumu yang terbakar, bisa pula yang engkau peroleh cuma aromanya yang tiada sedap." [Muttafaqun'alaih,hadits dari Abu Musa Al-Asy'ari radhiyallahu 'anhu]

Kamis, 04 Desember 2014

Etika Terhadap Penguasa

Suatu hal yang telah diketahui bersama, bahwa urusan manusia di muka bumi ini tidak akan beres tanpa adanya penguasa yang mengatur dan mengurusi mereka. Namun pemerintah juga tidak mungkin menjalankan program-programnya yang baik tanpa ada dukungan dari rakyatnya.

Oleh karena itu, Islam telah mengatur hubungan antara rakyat dengan penguasanya. Setiap pihak memiliki hak dan kewajiban yang harus ditunaikan kepada yang lain. Dengan demikian, akan terjalin komunikasi yang baik sehingga terwujud kemaslahatan bersama yaitu tegaknya agama dan lurusnya perkara dunia.

Sungguh, betapa indah kehidupan ketika penguasa mencintai rakyatnya dan mengerti tanggungjawab yang dipikul di atas pundaknya lalu dijalankan dengan sepenuh ketulusan. Dengan ini rakyat akan menaruh rasa hormat dan mencintai penguasanya. Keadilan ditegakkan, serta rasa aman dan nyaman terjamin. Kebaikan dijunjung tinggi dan kejelekan ditumbangkan.
Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Sebaik-baik pemimpin kalian adalah mereka yang kalian mencintai mereka dan mereka mencintai kalian, kalian mendoakan mereka dan mereka mendoakan kalian. Sejelek-jelek pemimpin kalian adalah yang kalian membenci mereka dan mereka membenci kalian; serta kalian melaknat mereka dan mereka melaknat kalian." [HR.Muslim dari Auf bin Malik radhiyallahu 'anhu]




Minggu, 30 November 2014

Untukmu Wahai Ayah dan Ibu...

UNTUKMU WAHAI AYAH...
Janganlah anda melarang istri di depan anak-anak. Bila anda hendak menasehati istri, sebaiknya anda lakukan empat mata agar kehormatan dan kewibawaannya tidak jatuh didepan anak-anak. Karena bisa jadi, anak-anak akan mendurhakai ibunya sewaktu anda tidak di rumah. Nasehat dan hukuman yang diberikan kepada istri tanpa sepengetahuan anak, berarti menutup aib istri.

Nabi shalallahu 'alaihi wasallam telah bersabda, "Barangsiapa menutupi aib seorang muslim maka Alloh akan menutupi aibnya didunia dan akhirat." [HR. Muslim dari Abu Hurairah]

Bila anda memukul istri dan menghardiknya di depan anak-anak maka akan memperburuk keadaan rumah dan penghuninya. Karena di antara anak-anak ada yang sedih melihat ibunya dipukul. Akibatnya dia akan sangat membenci ayahnya. Sebaliknya ada juga anak yang menjadikan perbuatan ayahnya sebagai senjata untuk menakut-nakuti  ibunya. Dan ini akan mengacaukan kehidupan rumah tangga.

Kamis, 27 November 2014

Saat Suami Menikah Lagi,



Para wanita calon penghuni surga, wanita yang paling mulia dan utama, istri dari manusia yang paling mulia dan utama. Merekalah ummahatul mukminin, teladan setiap wanita pecinta akhirat. Gambaran akhlak mereka kala suami tercinta menjadi "pengantin baru" bisa kita lihat dari hadits berikut ini,

Anas radhiyallahu 'anhu menceritakan,
"Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam mengadakan walimah saat pernikahannya dengan Zainab bintu Jahsy radhiyallahu 'anha. Beliau mengenyangkan orang-orang yang hadirs dengan roti dan daging. Kemudian beliau keluar menuju bilik-bilik ummahatul mukminin sebagaimana kebiasaan beliau di pagi hari dari malam pengantin beliau. Beliau mengucapkan salam kepada mereka dan mendoakan mereka. Para istri beliau pun membalas salam beliau dan mendoakan kebaikan untuk beliau..." [HR. Bukhari no.4794]

Sabtu, 25 Oktober 2014

Yuk, Menjaga Lisan

Hari ini, sudah berapa orang yang saya sakiti. Ah, mengapa terlalu jauh sampai sehari! 
Satu jam yang lalu, beberapa saat yang lalu, berapa orang yang telah saya bicarakan di hadapan orang lain?!
Toh, kalaupun itu benar, tetap saja termasuk GHIBAH yang haram. Barangkali ia tidak mau dibicarakan. Barangkali ia tersinggung dengan ucapan kita. Barangkali itu adalah sebuah aib yang ia merasa malu ada pihak ketiga yang tahu?


"Wahai Rasulullah, apakah kita diazab karena apa yang kita ucapkan?" Mu'adz bin Jabal radhiyallahu 'anhu bertanya.
Maka Rasulullah sholallohu 'alaihi wasallam bersabda, "Bagaimana engkau ini wahai Mu'adz, bukankah seorang tertelungkup dalam neraka di atas wajahnya tidak lain disebabkan lisannya?" [HR. At-Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullah dalam kitab Ash-Shahihain]

Jumat, 22 Agustus 2014

Muliakan Saudaramu dengan Nasehat

Manusia adalah makhluk yang senantiasa berbuat alpa. Terkadang menyelisihi perintah atau larangan Allah dengan sengaja, terkadang pula tidak sengaja. Disinilah letak pentingnya suatu nasehat. Supaya mereka senantiasa kembali kepada Allah setelah sikap alpanya. Lebih dari itu, nesehat-menasehati termasuk bentuk kewajiban Allah atas hamba-Nya. 



Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Seorang mukmin adalah cermin bagi mukmin lainnya. Apabila melihat aib padanya, dia segera memperbaikinya." [HR. Bukhari dari shahabat Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, dihasankan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullah dalam Shahih Al-Adabul Mufrad]

Rasulullah juga bersabda,
"Agama itu nasehat." Kami bertanya, "Untuk siapakah itu ya Rasulullah?" Beliau menjawab, "Bagi Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, para pemimpin kaum muslimin, dan orang-orang awam dari mereka." [HR. Bukhari dan Muslim]

Nah, bagaimana ya caranya kita menasehati ?

Selasa, 19 Agustus 2014

Mempersiapkan Haji

Ibadah Haji memiliki keutamaan yang sangat besar dan pahala yang sangat agung.

At-Tirmidzi meriwayatkan dan menshahihkan hadits dari Ibnu Mas'ud secara marfu',
"Runtutkanlah antara haji dengan umrah karena keduanya menghilangkan kefakiran dan dosa-dosa sebagaimana alat peniup menghilangkan kotoran pada besi, emas, dan perak. Tiada balasan bagi haji mabrur, kecuali surga."

Diriwayatkan dalam kitab Ash-Shahihain dari Aisyah, ia berkata,
"Kami melihat bahwa jihad adalah amal perbuatan yang paling afdhal, maka apakah kami tidak berjihad?" Beliau menjawab, "Akan tetapi jihad yang paling utama adalah haji mabrur." [HR. Bukhari, 1861, 4/93]


Haji mabrur adalah haji yang tidak tercampur dengan dosa sedikitpun, hukum-hukumnya dilaksanakan dengan sempurna. Maka, sudah berada pada posisi paling sempurna. Ada yang mengatakan bahwa haji mabrur adalah haji yang diterima.

Selasa, 12 Agustus 2014

Bunda..., Kemana Kami kan Engkau Bawa ?!

Anak adalah amanah. Membesarkan anak bukan semata dengan memenuhi berbagai keinginannya. Lebih dari itu, yang paling penting adalah bagaimana menanamkan pemahaman agama sejak dini, sehingga anak bisa mengenal Tuhannya, Nabinya, dan memiliki akhlak mulia.




Anak adalah karunia dan nikmat dari Allah. Terasa bahagia hati tatkala melihat mereka, terasa sejuk mata saat memandang mereka.  Begitu pun jiwa terasa bahagia dengan keceriaan mereka. Bahkan nikmat Alloh yang satu ini termasuk dalam doa Nabi Zakaria 'alaihis salam. Beliau mengatakan :
"Rabbku, janganlah Kau membiarkanku seorang diri, sesungguhnya Engkau sebaik-baik yang mewarisi." [QS. Al Anbiya ; 89]

Senin, 26 Mei 2014

Rahasia DOA

"Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu hidayah, ketaqwaan, penjagaan kehormatan diri, dan kekayaan jiwa."

Manusia dengan segala yang ada padanya, pada hakikatnya adalah makhluk yang zalim, bodoh, dan lemah. Tidaklah manusia hidup kecuali dengan rahmat-Nya. Tak terhitung nikmat yang Allah limpahkan kepada manusia. Tetapi ironis, justru banyak manusia yang mengkufuri-Nya, tidak mau tunduk mmenghambakan diri kepada-Nya.


Demikianlah, manusia adalah makhluk yang sangat zalim. Manusia pun bodoh dalam segala hal. Faktanya, untuk maslahat diri sendiri pun banyak yang tidak mengerti sehingga harus dibimbing dan diarahkan. Manusia juga lemah fisik, tekad, semangat, kemauan, amalan, ketaatan, keimanan, dan kesabaran, sehingga selalu sangat butuh terhadap dukungan dan bantuan dari yang lain untuk mencukupi kebutuhan dunia dan akhiratnya.

Senin, 12 Mei 2014

Hindari Cara Makan Syaithan !!!

Syariat Islam adalah syariat yang universal dan mencakup segala aspek kehidupan. Setiap kebaikan telah dijelaskan dengan gamblang dan detail. Hal ini, tentu demi kemaslahatan hamba itu sendiri, baik maslahat kolektif, personal, atau maslahat yang terkait dengan lingkungan sekitar. Sangat disayangkan, lambat laun syariat Islam semakin ditinggalkan oleh pemeluknya. Umat Islam telah begitu jauh dari tuntunannya yang mulia.


Kita lihat contoh sederhana dalam perkara yang mudah seperti makan dan minum, aktivitas yang dilakukan tiap hamba setiap harinya. Sebagian kaum muslimin melalaikan tuntunan Islam dalam hal tersebut.

Nah, berikut ini adalah sekelumit pembahasan tentang cara makan yang dituntunkan dalam syariat, semoga berfaedah. Di antaranya :

Minggu, 11 Mei 2014

Apa Saja yang Bisa Dijadikan Sutrah ?!

Sutrah adalah sesuatu yang dijadikan sebagai penghalang, apapun bentuk/jenisnya. Sutrah orang yang sholat adalah apa yang ditancapkan dan dipancangkan di hadapannya berupa tongkat atau yang lainnya ketika hendak mendirikan sholat atau sesuatu yang sudah tegak dengan sendirinya yang sudah ada di hadapannya, seperti dinding atau tiang, guna mencegah orang yang hendak berlalu-lalang didepannya saat ia sedang sholat. Sutrah harus ada di hadapan orang yang sedang sholat karena dengan sholatnya berarti ia sedang bermunajat kepada Allah ta'ala. Sehingga, bila ada sesuatu yang lewat dihadapannya akan memutus munajat tersebut serta mengganggu hubungan ia dengan Allah dalam sholatnya. Oleh sebab itu, siapa yang sengaja lewat didepan orang sholat, ia telah melakukan dosa yang besar.
[Al-Mausu'atul Fiqhiyah, 24/178, Al-Fiqhul Islami wa Adillatuh, 2/939, Taudhihul Ahkam, 2/58]


Rabu, 07 Mei 2014

Dari Celana, [bisa] ke Neraka

Sobat, sadar atau tidak, sedikit demi sedikit kebodohan beragama menggerogoti  kaum muslimin. Ilmu syariat Islam sudah mulai memudar. Sayangnya, banyak narasumber yang kemudian berbicara tanpa ilmu. Akibatnya, semrawut pun tidak bisa dihindarkan. Banyak hal yang merupakan sunnah dianggap sebagai sesuatu yang harus ditinggalkan. Sebaliknya, banyak hal yang nggak pernah diajarkan Rasulullah sholallahu 'alaihi wasallam justru dianggap sebagai hal yang wajib.

Hal ini sebenarnya telah diisyaratkan oleh Rasulullah semenjak sebelum beliau wafat. Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu, seorang shahabat hasil dari didikan Nabi shalallahu 'alaihi wasallam, berkata mengenai hal ini,
"Bagaimana menurut kalian jika fitnah ini (bid'ah) menjalari kalian? Dalam bid'ah tersebut orang-orang menjadi tua dan anak-anak tumbuh. Jika bid'ah ditinggalkan, orang-orang akan menyeru, 'Sunnah telah ditinggalkan!'"
Murid-murid beliau bertanya, "Kapankah itu?"
Beliau menjawab, "Jika para ulama kalian meninggal dan banyak orang yang bodoh. Diantara kalian banyak orang yang bisa membaca Al-Qur'an, namun sedikit yang memahaminya. Kalian banyak memiliki pemimpin tapi sedikit yang amanah, banyak orang mencari dunia dengan amalan akhirat, serta banyak yang belajar selain ilmu agama."
[disebutkan oleh al-Imam Ad-Darimi rahimahullah didalam Sunan beliau]


Sabtu, 01 Maret 2014

Janganlah Engkau Mengeluh

Mencari rezeki adalah pintu-pintu pahala bagi seorang muslim. Peluh keringat capeknya bekerja keras adalah keutamaan baginya. Betapa tidak, jangankan letih yang dirasa, gundah yang kadang datang pun merupakan penghapus dosa.



Rasulullah menyampaikan kabar gembira ini dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dari shahabat Abu Hurairah radhiyallohu 'anhu,
"Tidaklah menimpa seorang mukmin rasa capek, sakit, gundah, kesedihan, gangguan, gelisah, bahkan duri yang mengenainya kecuali Allah gugurkan dengan sebab itu kesalahan-kesalahannya."

Apalagi ketika disertai sikap sabar, pahalanya akan semakin besar dan berlipat. Ibnul Qayyim mengatakan, "Sesungguhnya balasan yang didapat karena musibah yang dialami adalah dihapuskannya dosa-dosa saja, kecuali ketika musibah tersebut sebagai sebab amal shalih seperti sabar, ridha, taubat dan istighfar, maka ia akan mendapatkan pahala dari amalan shalih yang dilakukan dalam menyikapi musibah tersebut." [dinukilkan dari Fathul Majid]