Selasa, 07 Juli 2015

Seseorang Telah Shalat Malam dan Ingin Shalat Lagi di Akhir Malam


Jika seseorang telah shalat malam termasuk Witir setelah shalat Isya', kemudian dia tidur dan bangun sebelum Shubuh. Boleh baginya jika setelah bangun ingin menegakkan shalat malam lagi.
Namun, dia tidak boleh melakukan shalat Witir lagi. Ia hanya boleh melakukan shalat-shalat Sunnah yang berjumlah genap.

Karena seseorang ketika tidur, syaithan akan mengikatkan 3 ikatan pada kepalanya. Jika ia bangun dengan mengingat Allah, terlepas satu ikatan. Jika kemudian ia berwudhu, terlepas satu ikatan lagi. Jika selanjutnya diikuti dengan shalat 2 rakaat, maka akan terlepas seluruh ikatan (ketiga-tiganya), sehingga ia akan menjalani aktifitas hari itu dengan penuh semangat dan keceriaan.

"Syaithan mengikat tiga ikatan pada seseorang ketika tidur. Setiap mengikat satu ikatan, (syaithan) berkata: 'malammu panjang, tidurlah'. Jika dia bangun dan mengingat Allah, terlepaslah satu ikatan. Jika ia berwudhu, terlepaslah satu ikatan. Jika ia shalat terlepas satu ikatan (lagi) sehingga pagi harinya ia bersemangat dan cerah jiwanya. Kalau tidak demikian, pagi harinya suasana hatinya akan suram dan malas." [HR. Bukhari no.1074 dan Muslim no.1295]

Hanya saja, jika seseorang telah melakukan witir sebelumnya, kemudian bangun tidur ingin shalat malam lagi, cukup mengerjakan jumlah rakaat genap.
Karena tidak boleh ada 2x Witir dalam satu malam.

Dari Qoys bin Tholq, beliau berkata:
"Thalq bin Ali mengunjungi kami pada suatu hari Ramadhan, dan beliau berbuka  bersama kami. Kemudian beliau melakukan qiyamul lail bersama kami dan melakukan witir. Kemudian beliau turun menuju masjidnya dan shalat bersama para shahabatnya. Hingga ketika sampai pada waktu pelaksanaan witir, beliau mengajukan seseorang (untuk menjadi imam) dan berkata: 'Lakukanlah witir dengan orang-orang, (sedangkan aku sudah witir). Karena aku mendengar Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Tidak ada 2 witir dalam satu malam'." [HR. Abu Dawud, dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah]

Secara asal, memang disunnahkah menjadikan witir sebagai akhir dari shalat malam.
Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Jadikan akhir shalat malam kalian adalah witir." [HR. Bukhari dan Muslim]

Namun, kadangkala Nabi juga pernah shalat dua rakaat setelah Witir. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits:
Dari Abu Umamah, beliau berkata, "Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam berwitir dengan 9 rakaat hingga ketika menjadi gemuk tubuh beliau, beliau berwitir dengan 7 rakaat dan shalat dua rakaat, (kemudian) dalam keadaan duduk." [HR. Ahmad]


-dinukil dari buku 'Ramadhan Bertabur Berkah' karya Abu Utsman Kharisman hlm. 217-220 -
WA Syarhus sunnah lin nisaa'