Tampilkan postingan dengan label Tazkiyatun Nafs. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tazkiyatun Nafs. Tampilkan semua postingan

Kamis, 07 Mei 2015

Perjalanan Ruh

Pernahkah anda hadir di sisi seseorang yang tengah menghadapi sakaratul maut, hingga jasadnya dingin, terbujur kaku, tak bergerak, karena ruhnya telah berpisah dengan badan? Lalu apa perasaan anda saat itu? Adakah anda mengambil pelajaran darinya? Adakah terpikir bahwa anda juga pasti akan menghadapi saat-saat seperti itu? Kemudian, pernahkah terlintas tanya di benak anda, ke mana ruh itu pergi setelah berpisah dengan jasad?



Hadits yang panjang dari Rasul yang mulia Shallallahu 'alaihi wa sallam di bawah ini memberi ilmu kepada kita tentang hal itu. Simaklah…!
Sahabat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, Al-Bara` bin ‘Azib radhiyallahu 'anhu berkisah,
“Kami keluar bersama Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam untuk mengantar jenazah seorang dari kalangan Anshar. Kami tiba di pemakaman dan ketika itu lahadnya sedang dipersiapkan. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam duduk. Kami pun ikut duduk di sekitar beliau dalam keadaan terdiam, tak bergerak. Seakan-akan di atas kepala kami ada burung yang kami khawatirkan terbang. Di tangan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam ketika itu ada sebuah ranting yang digunakannya untuk mencocok-cocok tanah. Mulailah beliau melihat ke langit dan melihat ke bumi, mengangkat pandangannya dan menundukkannya sebanyak tiga kali. Kemudian bersabda, “Hendaklah kalian meminta perlindungan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dari adzab kubur,” diucapkannya sebanyak dua atau tiga kali, lalu beliau berdoa, “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari adzab kubur,” pinta beliau sebanyak tiga kali.

Senin, 06 April 2015

Sebab Mendapatkan Azab Kubur

Banyak sekali hal-hal yang menyebabkan seseorang mendapatkan azab kubur. Sampai-sampai Al-Imam Ibnul Qoyyim dalam kitabnya, Ar-Ruh menyatakan: "Secara global, mereka diazab karena kejahilan mereka tentang Allah 'azza wa jalla, tidak melaksanakan perintah-Nya, dan karena perbuatan mereka melanggar larangan-Nya



Maka Allah tidak akan mengazab ruh yang mengenal-Nya, mencintai-Nya, melaksanakan perintah-Nya, dan meninggalkan larangan-Nya. Demikian juga, Allah tidak akan mengazab satu badan pun yang ruh tersebut memiliki ma'rifatullah (pengenalan terhadap Allah) selama-lamanya.
Sesungguhnya azab kubur dan azab akhirat adalah akibat kemarahan Allah 'azza wa jalla dan kemurkaan-Nya terhadap hamba-Nya. Maka barangsiapa yang menjadikan Allah marah dan murka didunia ini, lalu dia tidak bertaubat dan mati dalam keadaan demikian, niscaya dia akan mendapatkan azab di alam barzakh sesuai dengan kemarahan dan kemurkan-Nya." [Ar-Ruh hal.115]

Senin, 16 Maret 2015

Janganlah Kalian Mengharap Dunia dengan Amalan Akhirat


Termasuk bahaya besar apabila seorang hamba mengamalkan suatu amalan sholih dalam rangka mengharap harta benda dunia. Amalan ini adalah bentuk kesyirikan yang menafikan kesempurnaan tauhid yang wajib dan menggugurkan amalan. Perbuatan ini lebih besar daripada riya', sebab orang yang menginginkan dunia keinginannya selalu mengalahkan (menyertai) mayoritas amalannya. Adapun riya', hanya muncul pada sebagian amalan saja, tidak terus-menerus menyertainya. Sedangkan seorang mukmin, akan senantiasa waspada dari ini dan itu.

Adapun perbedaan antara riya' dengan keinginan seseorang untuk mendapatkan dunia dengan amalnya, yaitu antara keduanya memiliki keumuman dan kekhususan mutlak yang keduanya akan berkumpul pada diri seseorang apabila dia melakukan amalan, agar nampak indah di hati hadapan manusia, agar mereka melihatnya, mengagungkan dan memujinya. Yang seperti ini namanya riya', demikian juga termasuk mengharapkan dunia, sebab dia beramal ketika di sisi manusia dan mengharap agar mereka memuliakan, memuji dan menyanjungnya.

Rabu, 25 Februari 2015

Hidayah itu Mahal

Pernahkah terpikirkan bahwa kita tengah berada dalam anugrah yang tiada ternilai dari Dzat yang memiliki kerajaan langit dan bumi, sementara begitu banyak orang yang dihalangi untuk memperolehnya ?




Kita bisa tahu ajaran yang benar dari agama Islam ini. Tahu ini haq, itu batil,,, ini tauhid, itu syirik,,, ini sunnah, itu bid'ah,,,

Lalu kita dimudahkan untuk mengikuti yang haq dan meninggalkan yang batil. Sementara, banyak orang yang tidak mengerti mana yang benar dan mana yang sesat, atau ada yang tahu tapi tidak dimudahkan baginya untuk mengamalkan al-haq, malah ia gampang berbuat kebatilan.

Senin, 15 Desember 2014

Bila telah Bertaubat, Jauhilah Teman yang Jahat

Jangan remehkan masalah pertemanan. Jangan pula mengecilkan pengaruh teman seiring. Sedemikian besar makna pertemanan, hingga Islam memberi tuntunan dalam berteman. Seorang teman yang baik akan memberi pengaruh yang baik pada temannya. Sebaliknya, seorang teman yang jahat, dirinya akan menularkan perilaku jahat kepada temannya. Karenanya, perhatikan siapakah yang pantas menjadi teman.




Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Sesungguhnya perumpamaan teman duduk yang baik dan teman duduk yang buruk, seperti seorang pembaw misk (parfum) dan pandai besi. Pembawa misk, bisa jadi ia akan memberi wewangian itu padamu, bisa jadi pula engkau membeli darinya, bisa juga engkau cuma dapati aromanya yang semerbak harum. Sedang pandai besi, bisa jadi bajumu yang terbakar, bisa pula yang engkau peroleh cuma aromanya yang tiada sedap." [Muttafaqun'alaih,hadits dari Abu Musa Al-Asy'ari radhiyallahu 'anhu]

Senin, 24 November 2014

Tidak ada yang Sia-sia

Tidak ada yang disia-siakan oleh seorang muslim. Dalam menghadapi hari-hari yang telah, sedang, dan akan mereka lalui, pasti, mereka selalu memanfaatkannya dan tidak menyia-nyiakan berlalu begitu saja.




Waktu yang dimiliki oleh manusia ada tiga macam. Waktu yang telah berlalu, waktu yang sekarang, dan waktu yang akan datang. Termasuk sifat orang mukmin, ia selalu gunakan 3 waktu ini dengan sebaik-baiknya.

Waktu yang pertama, waktu yang telah lalu. Waktu yang telah berlalu dan telah ia gunakan. Waktu tersebut bukan serta merta ia lupakan dan ia tinggalkan. Seorang mukmin selalu menjadikan waktu yang telah berlalu itu untuk bahan tafakur, merenung, mengintrospeksi dan mengevaluasi apa yang telah ia lakukan dan ia amalkan pada waktu tersebut. Jika ia mendapati adanya kekurangan atau ketidaksempurnaan dalam apa yang telah ia lakukan, maka ia pun bertekad untuk bisa memperbaikinya di waktu yang akan datang.

Minggu, 04 Mei 2014

8 Kunci untuk Hidup Tenang

Syaqiq Al Balkhi (murid senior Ibrahim bin Adham rahimahullah) pernah bertanya kepada Al-Hatim Al Asham,
"Engkau telah hidup bersamaku selama beberapa lama. Apa saja yang telah engkau pelajari?"


Al Hatim menjawab, "Ada delapan pelajaran :
1. Aku memperhatikan kehidupan orang. Ternyata, setiap orang memiliki kekasih. Namun, sesampainya di kubur, sang kekasih meninggalkan dirinya. Maka, aku ingin menjadikan amal kebaikan sebagai kekasihku, agar ia selalu menemaniku didalam kubur.


Senin, 13 Januari 2014

4 Pertanyaan Untukmu

Rasulullah sholallohu 'alaihi wasallam pernah bersabda didalam hadits Abu Barzah Al Aslami radhiyallohu 'anhu,
"Pada hari kiamat kelak, dua telapak kaki seluruh hamba tidak akan bergeser sampai ia ditanya tentang umurnya;untuk apa ia lalui? Tentang ilmunya;bagaimana ia mengamalkannya? Tentang hartanya;dari mana ia peroleh dan untuk apa ia gunakan? Tentang badannya;untuk apa ia pergunakan."
[HR. Tirmidzi 2/67, dishahihkan oleh Al-Albani dalam Ash-Shahihah 2/666]



Hadits diatas menjadi salah satu bentuk rahmat dan kasih sayang Allah kepada hambaNya. Renungkanlah, wahai saudaraku. Surga dan neraka adalah dua tempat yang harus dipilih salah satunya. Surga adalah tempat yang dijanjikan Allah dengan beragam kenikmatan dan kelezatan. Sementara neraka adalah tempat mengerikan yang penuh dengan siksa dan hukuman.


Jumat, 06 Desember 2013

Jalan Masuk IBLIS ke Qalbu Manusia

Qalbu laksana sebuah benteng. Sedangkan syaithan adalah musuh nyata yang selalu berusaha memasukinya untuk kemudian menguasai sepenuhnya. Tidak mungkin benteng itu akan terjaga dan selamat dari serangannya, kecuali dengan selalu menjaga pintu-pintunya. Dan tidak mungkin kita bisa menjaga pintu-pintu tersebut sementara kita tidak mengetahuinya. Tidak mungkin pula kita bisa menahan gempuran syaithan kecuali kita mengetahui jalan-jalan masuknya.



Pembaca yang budiman, ketahuilah bahwa seluruh sifat buruk yang kita miliki itulah jalan dan pintu masuknya syaithan pada qalbu kita. Dan sifat-sifat itu sangat banyak. Siapa yang mampu menjaganya, berarti ia akan selamat dari gempurannya.

Berikut ini adalah beberapa sifat buruk yang merupakan pintu terbesar syaithan ;

Selasa, 09 Juli 2013

Jenis-jenis Riya'..., Waspadalah !!!

Pintu-pintu yang mengantarkan kepada riya’ sangat banyak sekali, kita berlindung kepada Alloh darinya. Jenis-jenis tersebut adalah sebagai berikut :


1. Memang keinginan seorang hamba tersebut untuk selain Alloh. Dia ingin dan senang apabila diketahui oleh orang lain bahwa ia telah melakukan hal tersebut dan sama sekali tidak meniatkan ikhlas untuk Alloh ‘azza wa jalla, kita berlindung kepada Alloh dari yang seperti itu. Jenis ini termasuk nifak.

2. Pada awalnya niat dan tujuan hamba tadi untuk Alloh, namun apabila dilihat oleh manusia ia tambah giat dalam ibadahnya dan memperindah seindah-indahnya. Ini termasuk syirik yang tersembunyi. Nabi sholallohu ‘alaihi wasallam bersabda, 

“Wahai sekalian manusia, jauhilah kesyirikan yang tersembunyi!”
Para shahabat bertanya, “Wahai Rosulullah, apa itu syirik yang tersembunyi?”
Beliau menjawab, “Seseorang bangkit melakukan sholat kemudian dia bersungguh-sungguh memperindah sholatnya karena dilihat manusia. Itulah yang disebut dengan syirik yang tersembunyi.” [HR. Ibnu Khuzaimah dan Baihaqi]