Jumat, 06 Desember 2013

Jalan Masuk IBLIS ke Qalbu Manusia

Qalbu laksana sebuah benteng. Sedangkan syaithan adalah musuh nyata yang selalu berusaha memasukinya untuk kemudian menguasai sepenuhnya. Tidak mungkin benteng itu akan terjaga dan selamat dari serangannya, kecuali dengan selalu menjaga pintu-pintunya. Dan tidak mungkin kita bisa menjaga pintu-pintu tersebut sementara kita tidak mengetahuinya. Tidak mungkin pula kita bisa menahan gempuran syaithan kecuali kita mengetahui jalan-jalan masuknya.



Pembaca yang budiman, ketahuilah bahwa seluruh sifat buruk yang kita miliki itulah jalan dan pintu masuknya syaithan pada qalbu kita. Dan sifat-sifat itu sangat banyak. Siapa yang mampu menjaganya, berarti ia akan selamat dari gempurannya.

Berikut ini adalah beberapa sifat buruk yang merupakan pintu terbesar syaithan ;


Di antara pintu masuk syaithan terbesar adalah sifat hasad atau iri dan ambisius. Ketika seseorang berambisi mendapatkan suatu hal, maka sifat ambisius tersebut mampu membutakan dan menjadikan tuli qalbu pemiliknya. Lebih lanjut, sifat ini mampu menutupi cahaya ilmu agama yang dengannya ia mengetahui pintu-pintu masuk syaithan. Demikian juga sifat hasad, ini merupakan celah syaithan untuk menggodanya. Tindakan apapun yang ia lakukan untuk melampiaskan sifat iri dan keinginan nafsunya akan selalu dikesankan bernilai tepat dan baik oleh syaithan dalam qalbunya, walaupun sebenarnya merupakan tindakan yang mungkar lagi keji.

Kemudian, pintu masuk syaithan yang terbesar lainnya adalah amarah dan cinta terhadap kemegahan serta harta benda. Amarah mampu merusak akal. Jika akal lemah, maka pasukan syaithan pun dengan leluasa menyerangnya dan mampu mempermainkan pemiliknya. Cinta terhadap kemegahan juga merupakan pintu terbesar bagi syaithan. Baik cinta terhadap rumah, pakaian, kendaraan, atau apapun yang ia miliki. Syaithan selalu mengajak untuk membaguskan semua ini, sehingga sepanjang umur ia habiskan untuk melakukan hal-hal tersebut, sampai lupa dan merugi di akhirat. Sebagaimana pula cinta harta benda. Ketika sifat ini menguasai qalbu, dapat dipastikan ia akan merusaknya. Sifat ini akan menyeret pemiliknya untuk mencari harta kekayaan dari cara-cara yang tidak diperbolehkan. Setelah itu, sifat kikir pasti akan mengiringinya. Ia akan selalu dibayang-bayangi perasaan takut miskin, maka ia pun menahan hartanya, tidak mau menunaikan kewajiban-kewajiban dari harta tersebut.

Di antara pintu masuknya yang terbesar adalah nafsu kenyang. Kenyang akan menguatkan syahwat dan menjadikan dirinya berat serta malas untuk melakukan ketaatan.

Menginginkan apa yang dimiliki orang lain juga merupakan salah satu pintu terbesar bagi syaithan. Dengan sebab hal ini, ia akan berlebihan memuji dengan sesuatu yang sebenarnya merupakan kedustaan. Ia akan mencari muka di hadapannya hingga akhirnya ia pun tidak melakukan amar ma'ruf nahi mungkar terhadapnya.

Sikap buru-buru, sembrono, tidak pernah mencari kejelasan dalam menyikapi suatu masalah, langsung bertindak tanpa pikir panjang merupakan pintu terbesar syaithan yang lainnya. Yang mana, hal ini bisa menyebabkan fitnah. Bahkan, bisa jadi akan timbul permusuhan padahal akar perkaranya pun belum mesti benar.

Pintu terbesar syaithan lainnya adalah su'uzhan atau berburuk sangka terhadap kaum muslimin. Siapa pun yang menghukumi saudaranya dengan persangkaan buruk, ia pasti akan menghinakannya, mudah mencelanya, dan memandang dirinya lebih baik daripada orang tersebut. Buruk sangka ini hanyalah muncul dari jiwa yang buruk pula. Seorang mukmin akan mencari-cari pembenaran atas kesalahan yang dilakukan oleh saudaranya. Adapun seorang munafik, ia akan mencari-cari kesalahan-kesalahan saudaranya.
Wallahu a'lam.

[diterjemahkan secara bebas dari Mukhtashar Minhajul Qashidin hal. 137-138 karya Abdul Ghani Al Maqdisi rahimahullah]



sumber : majalah Tashfiyah ed.12/1433/2012