
Bukan cuma menemani, tapi nempel terus di tangan. Seandainya ketinggalan, tidak terbawa ketika bepergian, mau nggak mau harus balik. Ngambil si imut.
Soalnya, kalau si imut nggak terbawa, bakalan kehilangan waktu-waktu berharga, momen-momen penting. Dan, waktu-waktu senggang serasa hampa.
Siapa yang nggak kenal Blackberry ?! Handphone smart yang dianggap menjadi gaya hidup masa kini. Dari anak SD sampai SMA, apalagi mahasiswa mahasiswi, kebanyakan tahu barang ini. Nggak karyawan nggak karyawati, nggak bapak-bapak nggak ibu-ibu, kalau sudah pegang BB, sulit deh memisahkannya. Jemari sibuk memencet keypad, bibir tersenyum-senyum sendiri. Hal ini menjadi pemandangan di mana-mana. Di rumah makan, kantor, terminal-terminal, bandara, bahkan di bangku-bangku sekolah. Oh iya, di lampu merah juga.... !!! Kalau sudah pegang BB ini, seperti nggak sadar sedang apa, dimana, sama siapa, Maa syaa Alloh....,
Terus terang saja saya risih banget jika kedatangan tamu, entah itu teman, sanak saudara, atau karib kerabat, nggak asyik ngobrol untuk saling berbagi faedah atau saling menasihati, tapi malah sibuk sendiri dengan BBnya. Yang paling menyebalkan adalah ketika kita berbicara, mereka seolah mengiyakan pembicaraan kita, tapi nggak menoleh sama sekali ke kita. Kedua matanya berbinar-binar menatap layar BB, bibirnya bergetar, sambil jemarinya sibuk mengetik kata per kata dengan kecepatan tinggi, berkomunikasi dengan teman-temannya yang berkilometer jauhnya. Yang didepan hidungnya dicuekin. Bikin dongkol banget.
Sahabat, dari pengalaman yang dialami oleh beberapa teman atau saudara, juga sahabat, BB ini menjadi sebuah musibah tersendiri. Tentu saja, tidak bagi semua orang. Maksud saya adalah, lebih banyak yang terkena musibah dengan BB ini ketimbang yang nggak kena. Karena sebenarnya, BB adalah salah satu fasilitas atau sarana yang Alloh berikan untuk umat manusia, dalam memudahkan pekerjaan mereka sehari-hari. Tapi bagi sebagian orang, sepertinya sudah beralih fungsi. BB menjadi satu barang yang tak bisa terpisahkan dari hidup. Demikian bagi mereka yang sudah kecanduan.
Celakanya, BB ini bagi sebagian orang menjadi sarana untuk bergaul bebas. Bagaimana tidak ?! Dengannya, seseorang bisa menjangkau siapa saja dan dimana saja. Tanpa khawatir diketahui orang lain.
Saya bukannya asal tulis, loh. Saya mengalaminya juga. Di awal-awal pegang BB, wow...., mengasyikkan. Membikin sebuah grup, membahas suatu hal, mendiskusikannya. Tapi lama kelamaan, secara nggak sadar mulai terjebak dengan kesibukan membalas dan berargumentasi dengan menulis berbagai komentar. Sampai-sampai istri menegur, "Mas, pegang BB-nya sudah lebih dari seperempat jam, loh!"
Haaa...? Aduh, sebegitu asyik-nya kah sehingga diri ini lupa waktu ?! Akhirnya, saya memutuskan untuk berhenti memakai BB. Dan Alhamdulillaah, Alloh mengganti dengan yang lebih baik. Waktu yang bermanfaat, dan aktifitas yang berguna.
Nah, sekarang saya jadi nggak berani membayangkan dan berangan-angan yang buruk, bagaimana sekiranya si BB ini dipegang oleh anak-anak remaja. Iya, kalau mereka sudah tersentuh dengan ajaran agama. Mengenal cara memilah dan memilih yang benar lantas dipelihara, dan membuang yang jelek-jelek.
Terus apa jadinya jika yang memegangnya anak-anak ingusan dan belum lagi pintar memilih mana yang baik mana yang buruk ?! Musibah apa lagi jika mereka tengah dimabuk asmara ?! Bermesra-mesra dalam chattingan mereka. "Sedang apa sayang...?!" atau "Beb, bobo yuk..., udah malam..." atau "Ma, bangun. Udah jam 2.30. Tahajud dulu ma, supaya ulangan kimia besok lancar...."
Padahal, masih sama-sama kelas 1 SMA. Lucu ya ?!
Ya nggak lucu, kalau lanjutannya ngobrol berlama-lama sampai menjelang shubuh, kemudian janjian, akhirnya siangnya ketemuan.
Kalau kita lihat di jalan-jalan kota besar, entah di Jogja atau Semarang yang relatif lebih sering saya kunjungi, siangnya aja anak-anak seusia SMA sudah berani berboncengan mesra. Putrinya di belakang berpegangan erat ke perut teman laki-laki yang memboncengnya. Dan laki-lakinya meremas mesra tangan si perempuan. Jalannya motor pelaaaaan banget. Itu di siang hari, selepas mereka sekolah. Bagaimana malamnya yah ?! Dan itu baru di Jogja atau Semarang. Jakarta-nya gimana coba ?! Ngeri.
Tapi, yang kadang-kadang keterlaluan itu justru orangtuanya koq. Mereka nggak membatasi putra-putrinya dengan baik. Alasan-alasan seperti, "Sekarang kan jamannya sudah beda" atau "Yang penting kan kita tetep kontrol mereka" atau "Nggak pa pa lah, kasihan kalau anak-anak sedikit-sedikit dilarang. Ntar kalau udah nggak ketulungan malah njebol. Ya nggak?!"
Waaah, super ngawur. Cerminan orangtua yang nggak peduli keselamatan anak. Potret orangtua yang malas mengarahkan generasi penerusnya.
Yang benar adalah, orangtua wajib membatasi dan mengarahkan anak-anaknya. Melindungi keselamatan mereka dari jeratan syaithon bernama PERGAULAN BEBAS.
Sahabat, pernah dengar atau baca ayat Alloh yang artinya,
"Janganlah kalian mendekati zina..."
Hapal kan ?! Itu di surat Al-Israa' ayat 32.
Mendekati zina saja nggak dibolehkan sama Alloh. Apalagi melakukannya. Dan zina itu ada pengantarnya. Salah satunya ya bergaul bebas itu tadi.
Nah, anda tahu sekarang, yang dimaksud nggak boleh mendekati zina itu adalah menghindarkan diri dari perbuatan-perbuatan yang bisa mengarah ke perzinaan. Dan alat-alat komunikasi kita, berperan cukup besar dalam hal ini. Makanya, anda yang punya anak-anak remaja atau menjelang dewasa, awasi aktifitas mereka dengan HP-nya. Jangan terlalu longgar memberi mereka toleransi. Sungguh, mencegah itu lebih mudah daripada menghentikan.
Orang kalau sudah pegang BB, sulit mengendalikan diri. Menulis status itu hampir-hampir sama dengan orang yang "memakai" sabu-sabu. Menulis status, mengomentari status, dan seterusnya. Kalau lagi sakaw, harus. Nggak boleh nggak, harus nulis status. Ini ghablibnya. Tidak mungkin kita katakan semua yang pakai BB mutlak seperti itu. Karena ada juga mereka yang memakai BB benar-benar untuk berniaga dengan baik, dan juga berdakwah di jalan Alloh.
Maka dari itu, nggak ada jalan lain kecuali untuk membatasi diri untuk bernikmat-nikmat, bermain-main dengan BB atau smartphone lainnya. Waktu kita ini sangat singkat dan sekaligus sangat berharga. Tentangnya kita akan ditanya oleh Alloh. Untuk apa saja waktu kita semasa hayat masih dikandung badan. Jauh hari Nabi sholallohu 'alaihi wasallam sudah memperingatkan umatnya dalam sabda beliau,
"Tidak akan bergeser dua kaki hamba sampai ditanya tentang empat hal : umurnya untuk apa dihabiskan, ilmunya apakah diamalkan, hartanya dari mana ia dapat dan untuk apa ia belanjakan, serta badannya untuk apa ia hancurkan." [HR. at-Tirmidzi dari shahabat Abu Barzah radhiyallohu 'anhu, dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahihul Jami']
Itu beliau sholallohu 'alaihi wasallam ucapkan 14 abad lalu. Saat zaman belum seperti saat ini. Bagaimana sekiranya jika beliau melihat kehidupan saat ini ?! Allohul musta'an....,
Sahabat, sungguh sebenarnya nasehat dan motivasi ini lebih pantas ditujukan kepada diri saya pribadi. Diri ini lebih lemah, lebih butuh bimbingan. Hanya saja, kita harus berbagi. Dan anda semua pembaca yang baik, mudah-mudahan Alloh karuniakan waktu dan rezeki yang barokah, ilmu yang bermanfaat, lisan yang ditaati, dan doa yang mustajab. Sebagai bekal untuk membimbing anak-anak dan keluarga kita semua, meniti jalan kehidupan yang semakin banyak cobaan. Hanya kepada Alloh kita memohon keselamatan dan penjagaan.
[Eko Prastowo]
Disadur dengan beberapa penyuntingan : majalah Tashfiyah ed.24/1434/2013