1. Bersiwak
Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Jika aku tidak memberatkan umatku, niscaya akan kuperintahkan mereka bersiwak setiap hendak shalat." [Muttafaq'alaih]
2. Masuknya waktu fajar dalam keadaan junub
Hal ini berdasarkan hadits 'Aisyah dan Ummu Salamah bahwa Nabi shalallahu 'alaihi wasallam mendapati waktu fajar dalam keadaan junub (setelah bersetubuh) dengan istrinya, kemudian beliau mandi dan berpuasa. [Muttafaq'alaih]
3. Berkumur-kumur dan memasukkan air ke dalam hidung asal tidak berlebihan
Laqith bin Shabirah meriwayatkan bahwa Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Dan bersungguh-sungguhlah kalian dalam ber-istinsyaq (memasukkan air ke dalam hidung) kecuali bila kalian berpuasa." [HR. Abu Dawud 1/132 dan at-Tirmidzi 3/788, an-Nasa'i 1/66 dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani]
4. Menggauli istri selain bersetubuh
Sebagaimana yang dikatakan oleh 'Aisyah:
"Adalah Rasulullah mencium (istrinya) dan beliau berpuasa, menggaulinya (bukan jima') dan beliau berpuasa." [Muttafaqun'alaih]
5. Mencicipi makanan dan menciumnya asal tidak memasukkan ke dalam kerongkongannya
Berkata Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu:
"Tidak mengapa seseorang mencicipi cuka atau sesuatu (yang lain) selama tidak masuk kerongkongannya dalam keadaan dia berpuasa." [HR. Bukhari secara mu'allaq dan disambung sanadnya oleh Ibnu Abi Syaibah dan al-Baihaqi]
6. Mandi di siang hari
Perbuatan yang dianjurkan di bulan Ramadhan
1. Memperbanyak shadaqah
2. Memperbanyak bacaan al-Qur'an, dzikir, doa dan shalat
Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu meriwayatkan:
"Adalah Rasulullah adalah orang yang paling dermawan, dan beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan ketika Jibril menemuinya lalu membacakan padanya al-Qur'an." [HR. Bukhari]
3. Memberikan makan kepada orang yang berbuka puasa
Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Barangsiapa yang memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya seperti pahala (yang berpuasa) dalam keadaan tidak berkurang sedikitpun dari pahala orang yang berpuasa itu." [HR. Ahmad 4/114, at-Tirmidzi 3/807, Ibnu Majah 1/1746, Ad-Darimi no.1702 dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih at-Tirmidzi]
Wallahul muwaffiq
sumber bacaan: majalah asy-Syariah no.3/1424H/2003
Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Jika aku tidak memberatkan umatku, niscaya akan kuperintahkan mereka bersiwak setiap hendak shalat." [Muttafaq'alaih]
2. Masuknya waktu fajar dalam keadaan junub
Hal ini berdasarkan hadits 'Aisyah dan Ummu Salamah bahwa Nabi shalallahu 'alaihi wasallam mendapati waktu fajar dalam keadaan junub (setelah bersetubuh) dengan istrinya, kemudian beliau mandi dan berpuasa. [Muttafaq'alaih]
3. Berkumur-kumur dan memasukkan air ke dalam hidung asal tidak berlebihan
Laqith bin Shabirah meriwayatkan bahwa Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Dan bersungguh-sungguhlah kalian dalam ber-istinsyaq (memasukkan air ke dalam hidung) kecuali bila kalian berpuasa." [HR. Abu Dawud 1/132 dan at-Tirmidzi 3/788, an-Nasa'i 1/66 dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani]
4. Menggauli istri selain bersetubuh
Sebagaimana yang dikatakan oleh 'Aisyah:
"Adalah Rasulullah mencium (istrinya) dan beliau berpuasa, menggaulinya (bukan jima') dan beliau berpuasa." [Muttafaqun'alaih]
5. Mencicipi makanan dan menciumnya asal tidak memasukkan ke dalam kerongkongannya
Berkata Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu:
"Tidak mengapa seseorang mencicipi cuka atau sesuatu (yang lain) selama tidak masuk kerongkongannya dalam keadaan dia berpuasa." [HR. Bukhari secara mu'allaq dan disambung sanadnya oleh Ibnu Abi Syaibah dan al-Baihaqi]
6. Mandi di siang hari
Perbuatan yang dianjurkan di bulan Ramadhan
1. Memperbanyak shadaqah
2. Memperbanyak bacaan al-Qur'an, dzikir, doa dan shalat
Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu meriwayatkan:
"Adalah Rasulullah adalah orang yang paling dermawan, dan beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan ketika Jibril menemuinya lalu membacakan padanya al-Qur'an." [HR. Bukhari]
3. Memberikan makan kepada orang yang berbuka puasa
Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Barangsiapa yang memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya seperti pahala (yang berpuasa) dalam keadaan tidak berkurang sedikitpun dari pahala orang yang berpuasa itu." [HR. Ahmad 4/114, at-Tirmidzi 3/807, Ibnu Majah 1/1746, Ad-Darimi no.1702 dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih at-Tirmidzi]
Wallahul muwaffiq
sumber bacaan: majalah asy-Syariah no.3/1424H/2003