Apabila muncul sesuatu yang tidak disukai dari suami, janganlah seorang istri mengingkari dan melupakan semua kebaikan suaminya. Nabi sholallohu ‘alaihi wasallam telah memperingatkan dengan keras dan telah menerangkan bahwa kufur terhadap suami dan mengingkari kebaikannya adalah salah satu sebab masuknya seorang istri ke neraka.
Pada waktu terjadi gerhana matahari di zaman Nabi sholallohu ‘alaihi wasallam dan beliau sholat gerhana, beliau bersabda setelahnya :
“Aku melihat surga -atau aku diperlihatkan surga- lalu aku makan setangkai anggur dari surga itu. Seandainya aku ambil tentu kalian memakannya yang tersisa dari dunia. Aku melihat neraka dan belum pernah sama sekali melihat pemandangan seperti hari itu. Aku melihat mayoritas penduduknya adalah wanita“. Para shahabat bertanya : “Mengapa demikian wahai Rosulullah?” Beliau bersabda : “Karena kekufuran mereka”. Beliau ditanya (lagi), “Apakah mereka mengingkari Alloh?” Beliau bersabda : “Mereka mengingkari suami dan kebaikannya. Andaikata engkau berbuat kebaikan pada mereka sepanjang masa kemudian ia melihat sesuatu yang tidak disenanginya darimu, ia berkata ‘aku tidak melihat kebaikan darimu sama sekali’.” [ HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas radhiyallohu 'anhu ]
At-Tirmidzi meriwayatkan dengan sanad hasan dari Muadz bin Jabal radhiyallohu ‘anhu, bahwasanya Rosulullah sholallohu ‘alaihi wasallam bersabda :
“Tidaklah seorang istri yang menyakiti suaminya didunia melainkan istrinya (di akhirat kelak) bidadari yang menjadi pasangan suaminya (berkata) : ‘Jangan engkau menyakitinya, kelak kamu dimurkai Alloh, seorang suami bagimu hanyalah seorang tamu yang bisa saja segera berpisah dengan kamu menuju kami.”
Dari Hushain bin Muhshan [ HR. Ahmad ], bahwa budak wanitanya mendatangi Nabi sholallohu ‘alaihi wasallam untuk suatu keperluan, setelah menyelesaikan hajatnya, Nabi bertanya kepadanya, “Apakah engkau mempunyai suami?” Ia menjawab, “Ya”
Beliau bertanya lagi, “Bagaimana engkau melayaninya?” Ia menjawab, “Aku tidak mengabaikan urusannya selain perkara yang aku tidak mampu.”
Beliau bersabda, “Maka lihatlah dimana kedudukanmu di sisinya. Sesungguhnya suamimu adalah surga dan nerakamu.”
Maknanya -Wallohu a’lam-, sesungguhnya apabila engkau bertaqwa kepada Alloh dengan menunaikan haknya (suami) akan menjadi sebab masuknya engkau ke dalam surga, dan kebalikannya, apabila engkau tidak bertaqwa kepada Allah dalam menunaikan haknya (suami) maka akan menjadi sebab masuknya engkau ke dalam neraka.
-diringkas dari kitab “Romantika Pergaulan Suami Istri” karya Syaikh Musthofa Al Adawi ; Penerbit Pustaka Al Haura’-
Pada waktu terjadi gerhana matahari di zaman Nabi sholallohu ‘alaihi wasallam dan beliau sholat gerhana, beliau bersabda setelahnya :
“Aku melihat surga -atau aku diperlihatkan surga- lalu aku makan setangkai anggur dari surga itu. Seandainya aku ambil tentu kalian memakannya yang tersisa dari dunia. Aku melihat neraka dan belum pernah sama sekali melihat pemandangan seperti hari itu. Aku melihat mayoritas penduduknya adalah wanita“. Para shahabat bertanya : “Mengapa demikian wahai Rosulullah?” Beliau bersabda : “Karena kekufuran mereka”. Beliau ditanya (lagi), “Apakah mereka mengingkari Alloh?” Beliau bersabda : “Mereka mengingkari suami dan kebaikannya. Andaikata engkau berbuat kebaikan pada mereka sepanjang masa kemudian ia melihat sesuatu yang tidak disenanginya darimu, ia berkata ‘aku tidak melihat kebaikan darimu sama sekali’.” [ HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas radhiyallohu 'anhu ]
At-Tirmidzi meriwayatkan dengan sanad hasan dari Muadz bin Jabal radhiyallohu ‘anhu, bahwasanya Rosulullah sholallohu ‘alaihi wasallam bersabda :
“Tidaklah seorang istri yang menyakiti suaminya didunia melainkan istrinya (di akhirat kelak) bidadari yang menjadi pasangan suaminya (berkata) : ‘Jangan engkau menyakitinya, kelak kamu dimurkai Alloh, seorang suami bagimu hanyalah seorang tamu yang bisa saja segera berpisah dengan kamu menuju kami.”
Dari Hushain bin Muhshan [ HR. Ahmad ], bahwa budak wanitanya mendatangi Nabi sholallohu ‘alaihi wasallam untuk suatu keperluan, setelah menyelesaikan hajatnya, Nabi bertanya kepadanya, “Apakah engkau mempunyai suami?” Ia menjawab, “Ya”
Beliau bertanya lagi, “Bagaimana engkau melayaninya?” Ia menjawab, “Aku tidak mengabaikan urusannya selain perkara yang aku tidak mampu.”
Beliau bersabda, “Maka lihatlah dimana kedudukanmu di sisinya. Sesungguhnya suamimu adalah surga dan nerakamu.”
Maknanya -Wallohu a’lam-, sesungguhnya apabila engkau bertaqwa kepada Alloh dengan menunaikan haknya (suami) akan menjadi sebab masuknya engkau ke dalam surga, dan kebalikannya, apabila engkau tidak bertaqwa kepada Allah dalam menunaikan haknya (suami) maka akan menjadi sebab masuknya engkau ke dalam neraka.
-diringkas dari kitab “Romantika Pergaulan Suami Istri” karya Syaikh Musthofa Al Adawi ; Penerbit Pustaka Al Haura’-