Berwudhu dengan yang baik, tentulah itu dicintai oleh Allah subhanahu wa ta'ala. Berwudhu yang baik mestinya harus sesuai dengan pengajaran Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam tauladan kita. Yaitu dengan melakukan rukun, kewajiban serta sunnahnya. Terkait sunnah wudhu, banyak kalangan yang meninggalkan sunnah ini, sehingga permasalahan sunnah wudhu menjadi penting untuk dibahas. Sebab dengan ditinggalkan, berakibat kurangnya kesempurnaan wudhu tersebut.
1. Membersihkan gigi, baik dengan siwak, sikat gigi atau dengan tangan
Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Sekiranya aku tidak khawatir akan memberatkan umatku, sungguh akan aku perintahkan mereka untuk bersiwak setiap kali wudhu." [HR. Ahmad, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Al-Irwa' dari shahabat Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu]
Sebagian ulama berpendapat bahwa bersiwak ketika akan berwudhu hukumnya sunnah muakkadah (sangat ditekankan), sebab Rasulullah sangat menganjurkan hal ini walaupun tidak sampai mewajibkannya, karena beliau khawatir akan membebani umat beliau.
2. Mencuci dua telapak tangan di awal wudhu
Dari Humran budaknya Utsman bin Affan radhiyallahu 'anhu, suatu ketika beliau memintanya untuk membawakan air wudhu (dengan wadah), kemudian ia tuangkan air dari wadah tersebut ke kedua tangan beliau. Maka ia membasuh tangannya sebanyak tiga kali... kemudian beliau berkata, "Aku dahulu melihat Nabi shalallahu 'alaihi wasallam berwudhu dengan wudhu seperti yang aku peragakan ini." [HR. Bukhari dan Muslim]
Mencuci kedua telapak tangan sebelum memulai wudhu adalah sunnah, sebab tidak ada perintah wajib dari Nabi shalallahu 'alaihi wasallam untuk melakukannya. Hukum ini diambil dari shahabat Rasul yang melihat tata cara wudhu beliau tanpa adanya perintah dari Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam untuk melakukannya.
Adapun mencuci tangan setelah bangun tidur, maka yang rajih hukumnya adlah wajib. Dalil yang menunjukkan wajibnya mencuci tangan ketika bangun tidur adalah sabda Nabi shalallahu 'alaihi wasallam,
"Jika salah seorang dari kalian bangun dari tidurnya maka hendaklah ia mencuci tangannya sebelum ia memasukkan tangannya ke air wudhu, karena ia tidak tahu di mana tangannya bermalam." [HR. Bukhari dan Muslim dari shahabat Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu]
3. Bersungguh-sungguh dalam ber-istinsyaq (berkumur-kumur) dan istintsar (memasukkan air ke dalam hidung)
Disunnahkan untuk bersungguh-sungguh dalam beristinsyaq, dan istinsar selama tidak sedang berpuasa. Dalilnya adalah sabda Nabi shalallahu 'alaihi wasallam,
"Bersungguh-sungguhlah dalam beristinsyaq kecuali jika kalian sedang berpuasa." [HR. Abu Dawud, Tirmidzi dan an-Nasa'i, dishahihkan asy-Syaikh Al-Albani dalam Al Miskhah]
4. Menyela-nyela jenggot dan memasukkan air di antara rambutnya
"Bahwasanya Nabi senantiasa menyela-nyela jenggotnya." [HR. At-Tirmidzi dari shahabat Utsman bin Affan radhiyallahu 'anhu]
5. Mengulangi sampai tiga kali dalam membasuh anggota wudhu yang dibasuh. Sedangkan bagian anggota wudhu yang diusap cukup sekali saja
Dalil bahwa beliau membasuh anggota wudhu sebanyak tiga kali adalah hadits yang diriwayatkan Humraan tentang wudhu Utsman bin Affan radhiyallahu 'anhu ketika melihat cara wudhu Nabi shalallahu 'alaihi wasallam,
"Dari Humraan budaknya Utsman bin Affan, suatu ketika beliau (Utsman) meminta untuk membawakan air wudhu, kemudian aku tuangkan air dari wadah tersebut ke tangan beliau. Maka ia membasuh tangannya sebanyak 3 kali...kemudian dia membasuh wajahnya sebanyak 3 kali." [HR. Bukhari dan Muslim]
Hal ini sering beliau lakukan pada anggota wudhu selain pada mengusap kepala, berdasarkan salah satu riwayat hadits Abdullah bin Zaid radhiyallahu 'anhu,
"Kemudian beliau memasukkan tangannya ke dalam wadah air lalu menyapu kepalanya ke arah depan dan belakang sebanyak 1 kali." [HR. Bukhari dan Muslim]
Namun demikian dianjurkan juga menyapu kepala sebanyak tiga kali, hal ini dianjurkan dengan catatan tidak dilakukan terus menerus berdasarkan salah satu riwayat hadits yang diriwayatkan Humraan tentang cara wudhu Utsman bin Affan radhiyallahu 'anhu ketika beliau melihat cara wudhu Nabi,
"Beliau (Utsman bin Affan) menyapu kepalanya tiga kali kemudian membasuh kakinya tiga kali, kemudian beliau berkata, 'Aku melihat Rasulullah berwudhu dengan wudhu seperti ini'."
6. Mendahulukan bagian tubuh yang kanan
Dari Aisyah beliau berkata,
"Nabi shalallahu 'alaihi wasallam suka memulai dari sebelah kanan saat mengenakan sandal, menyisir rambut, bersuci, dan dalam seluruh urusan beliau." [HR. Bukhari dan Muslim]
7. Berdoa setelah selesai wudhu
Nabi shalallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Tidaklah salah seorang diantara kalian berwudhu, lalu bersungguh-sungguh atau menyempurnakan wudhunya kemudian ia membaca: ASYHADU ALLA ILAHA ILLALLAH WA ANNA MUHAMMADAN ABDULLAHI WARASULUHU (Aku bersaksi bahwa tidak ada sembahan yang berhak disembah selain Allah, dan bahwa Muhammad adalah hamba Allah dan utusan-Nya), melainkan kedelapan pintu surga akan dibukakan untuknya. Dia masuk dari pintu manapun yang dia kehendaki." [HR.Muslim]
Dalam riwayat lain dengan lafazh,
"Barangsiapa yang berwudhu lalu membaca: ASYHADU ALLA ILAHA ILLALLAH WAHDAHU LAA SYARIKALAH WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN ABDUHU WARASULUH (Aku bersaksi bahwa tidak ada sembahan yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.....(dst)"
8. Shalat sunnah wudhu dua rakaat, akan menghapuskan dosa-dosa yang telah lalu
"Barangsiapa berwudhu sebagaimana wudhuku ini, kemudian shalat 2 rakaat setelahnya dan ia tidak berbicara dengan dirinya sendiri pada keduanya, maka ia akan diampuni seluruh dosanya yang telah lalu." [HR. Bukhari dan Muslim]
Demikian sebagian sunnah-sunnah wudhu yang bisa kita lakukan. Semoga menambah kesempurnaan ibadah kita disisi Allah ta'ala.
sumber bacaan: majalah Tashfiyah ed.30/1434H/2013
1. Membersihkan gigi, baik dengan siwak, sikat gigi atau dengan tangan
Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Sekiranya aku tidak khawatir akan memberatkan umatku, sungguh akan aku perintahkan mereka untuk bersiwak setiap kali wudhu." [HR. Ahmad, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Al-Irwa' dari shahabat Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu]
Sebagian ulama berpendapat bahwa bersiwak ketika akan berwudhu hukumnya sunnah muakkadah (sangat ditekankan), sebab Rasulullah sangat menganjurkan hal ini walaupun tidak sampai mewajibkannya, karena beliau khawatir akan membebani umat beliau.
2. Mencuci dua telapak tangan di awal wudhu
Dari Humran budaknya Utsman bin Affan radhiyallahu 'anhu, suatu ketika beliau memintanya untuk membawakan air wudhu (dengan wadah), kemudian ia tuangkan air dari wadah tersebut ke kedua tangan beliau. Maka ia membasuh tangannya sebanyak tiga kali... kemudian beliau berkata, "Aku dahulu melihat Nabi shalallahu 'alaihi wasallam berwudhu dengan wudhu seperti yang aku peragakan ini." [HR. Bukhari dan Muslim]
Mencuci kedua telapak tangan sebelum memulai wudhu adalah sunnah, sebab tidak ada perintah wajib dari Nabi shalallahu 'alaihi wasallam untuk melakukannya. Hukum ini diambil dari shahabat Rasul yang melihat tata cara wudhu beliau tanpa adanya perintah dari Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam untuk melakukannya.
Adapun mencuci tangan setelah bangun tidur, maka yang rajih hukumnya adlah wajib. Dalil yang menunjukkan wajibnya mencuci tangan ketika bangun tidur adalah sabda Nabi shalallahu 'alaihi wasallam,
"Jika salah seorang dari kalian bangun dari tidurnya maka hendaklah ia mencuci tangannya sebelum ia memasukkan tangannya ke air wudhu, karena ia tidak tahu di mana tangannya bermalam." [HR. Bukhari dan Muslim dari shahabat Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu]
3. Bersungguh-sungguh dalam ber-istinsyaq (berkumur-kumur) dan istintsar (memasukkan air ke dalam hidung)
Disunnahkan untuk bersungguh-sungguh dalam beristinsyaq, dan istinsar selama tidak sedang berpuasa. Dalilnya adalah sabda Nabi shalallahu 'alaihi wasallam,
"Bersungguh-sungguhlah dalam beristinsyaq kecuali jika kalian sedang berpuasa." [HR. Abu Dawud, Tirmidzi dan an-Nasa'i, dishahihkan asy-Syaikh Al-Albani dalam Al Miskhah]
4. Menyela-nyela jenggot dan memasukkan air di antara rambutnya
"Bahwasanya Nabi senantiasa menyela-nyela jenggotnya." [HR. At-Tirmidzi dari shahabat Utsman bin Affan radhiyallahu 'anhu]
5. Mengulangi sampai tiga kali dalam membasuh anggota wudhu yang dibasuh. Sedangkan bagian anggota wudhu yang diusap cukup sekali saja
Dalil bahwa beliau membasuh anggota wudhu sebanyak tiga kali adalah hadits yang diriwayatkan Humraan tentang wudhu Utsman bin Affan radhiyallahu 'anhu ketika melihat cara wudhu Nabi shalallahu 'alaihi wasallam,
"Dari Humraan budaknya Utsman bin Affan, suatu ketika beliau (Utsman) meminta untuk membawakan air wudhu, kemudian aku tuangkan air dari wadah tersebut ke tangan beliau. Maka ia membasuh tangannya sebanyak 3 kali...kemudian dia membasuh wajahnya sebanyak 3 kali." [HR. Bukhari dan Muslim]
Hal ini sering beliau lakukan pada anggota wudhu selain pada mengusap kepala, berdasarkan salah satu riwayat hadits Abdullah bin Zaid radhiyallahu 'anhu,
"Kemudian beliau memasukkan tangannya ke dalam wadah air lalu menyapu kepalanya ke arah depan dan belakang sebanyak 1 kali." [HR. Bukhari dan Muslim]
Namun demikian dianjurkan juga menyapu kepala sebanyak tiga kali, hal ini dianjurkan dengan catatan tidak dilakukan terus menerus berdasarkan salah satu riwayat hadits yang diriwayatkan Humraan tentang cara wudhu Utsman bin Affan radhiyallahu 'anhu ketika beliau melihat cara wudhu Nabi,
"Beliau (Utsman bin Affan) menyapu kepalanya tiga kali kemudian membasuh kakinya tiga kali, kemudian beliau berkata, 'Aku melihat Rasulullah berwudhu dengan wudhu seperti ini'."
6. Mendahulukan bagian tubuh yang kanan
Dari Aisyah beliau berkata,
"Nabi shalallahu 'alaihi wasallam suka memulai dari sebelah kanan saat mengenakan sandal, menyisir rambut, bersuci, dan dalam seluruh urusan beliau." [HR. Bukhari dan Muslim]
7. Berdoa setelah selesai wudhu
Nabi shalallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Tidaklah salah seorang diantara kalian berwudhu, lalu bersungguh-sungguh atau menyempurnakan wudhunya kemudian ia membaca: ASYHADU ALLA ILAHA ILLALLAH WA ANNA MUHAMMADAN ABDULLAHI WARASULUHU (Aku bersaksi bahwa tidak ada sembahan yang berhak disembah selain Allah, dan bahwa Muhammad adalah hamba Allah dan utusan-Nya), melainkan kedelapan pintu surga akan dibukakan untuknya. Dia masuk dari pintu manapun yang dia kehendaki." [HR.Muslim]
Dalam riwayat lain dengan lafazh,
"Barangsiapa yang berwudhu lalu membaca: ASYHADU ALLA ILAHA ILLALLAH WAHDAHU LAA SYARIKALAH WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN ABDUHU WARASULUH (Aku bersaksi bahwa tidak ada sembahan yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.....(dst)"
8. Shalat sunnah wudhu dua rakaat, akan menghapuskan dosa-dosa yang telah lalu
"Barangsiapa berwudhu sebagaimana wudhuku ini, kemudian shalat 2 rakaat setelahnya dan ia tidak berbicara dengan dirinya sendiri pada keduanya, maka ia akan diampuni seluruh dosanya yang telah lalu." [HR. Bukhari dan Muslim]
Demikian sebagian sunnah-sunnah wudhu yang bisa kita lakukan. Semoga menambah kesempurnaan ibadah kita disisi Allah ta'ala.
sumber bacaan: majalah Tashfiyah ed.30/1434H/2013